Setara
OMS HIV-TB Siapkan Usulan untuk Musrenbang Palembang
PALEMBANG, WongKito.co - Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang tergabung dalam Sriwijaya Forum Care (SFC) Tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) melakukan identifikasi kelemahan, ancaman dan kekuatan serta peluang atau SWOT sebagai persiapan untuk mengusulkan program pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota Palembang.
Hadir dalam pertemuan yang dilaksanakan, Sabtu (9/11/2024) Wakil Ketua Yayasan Intan Maharani, M.Suharni dan perwakilan dari anggota SFC TB-HIV, seperti Sriwijaya Plus dan HW-MKGR serta media WongKito.co.
Koordinator Program Council LSM Jakarta, Sawitri mengatakan analisa SWOT menjadi bagian penting dalam mendukung program yang akan diusulkan ke pemerintah daerah.
Baca Juga:
- Cek 3 Penyebab Generasi Z Dipecat dari Tempat Kerja
- Simak Inilah 6 Rahasia Orang Kaya dalam Memupuk Harta
- Yuk Buat Sempol Ayam Udang yang Enak
Secara umum saat ini, ia menjelaskan mayoritas penyintas HIV/AIDS adalah warga negara di usia produktif yaitu 25-45 tahun, dengan 78 persen diantaranya adalah laki-laki.
Peran pemerintah sangat penting agar penyebaran HIV/AIDS, bisa terus ditekan jumlahnya, tambah dia.
Ia menjelaskan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah menjadi dasar berjalannya program kontrak sosial yang menggambarkan skema
kerja sama antara pemerintah dengan OMS.
Kerja sama yang dilaksanakan dengan menjalankan pengadaan barang/jasa ini dijabarkan lebih terperinci dalam Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola. Dalam Peraturan tersebut, Swakelola dibagi menjadi empat tipe.
Secara spesifik, mekanisme kerja sama yang mengatur relasi antara pemerintah OMS tercantum di dalam Swakelola Tipe III.
Karena itu, Sawitri mengungkapkan pentingnya melakukan identifikasi sesuai dengan kondisi OMS HIV dan kebutuhan para penyintas HIV-TB di Kota Palembang.
Dia mencontohkan dari hasil identifikasi sementara, di Kota Palembang sebanyak 127 orang dari berbagai OMS kini menjadi pendamping bagi penyitas dan populasi kunci.
Selain itu, legalitas OMS dan kehadiran paralegal juga menjadi kekuatan bagi upaya memutus rantai masalah penyebaran HIV dan juga mengadvokasi kasus hukum yang dialami komunitas.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Yayasan Intan Maharani, M.Suharni mengatakan berbagai upaya organisasi masyarakat untuk mengambil perannya dalam mendorong kebijakan pemerintah yang berpihak pada komunitas akan terus dilakukan.
Baca Juga:
- Dipengaruhi Kenaikan Harga Daging Ayam Ras dan Emas Perhiasan, Inflasi Sumsel Oktober 2024 Tercatat 0,09% (mtm)
- Tingkatkan Nilai Tambah dan Lapangan Kerja, Jadi Strategi Hilirisasi BRI Sambut Era Prabowo-Gibran
- 25 Saham Naik, IHSG pada 04 November 2024 Dibuka Naik 3,13 ke 7.508,38
Tentunya, pembangunan dan mempersiapkan atau memberikan peluang seluas-luasnya kepada organisasi komunitas untuk mengambil peran dan terlibat dalam program pemerintah, kata dia.
Dia menegaskan pertemuan ini untuk menggali informasi isu strategis,dan menyusun usulan yang akan diserahkan ke pemerintah kota Palembang agar masukan anggaran.
Dengan melibatkan semua OMS yang selama ini bergerak pada isu HIV-TB tentunya, ia mengaku optimistis akan mendukung keterwakilan
isu komunitas pada program pemerintah.(ert)