Ragam
Operator Seluler Bisa Turunkan Tarif Layanan Data, Genjot Pendapatan
Penurunan harga layanan data dinilai tidak serta merta merugikan operator. Penurunan tersebut dibarengi dengan peningkatan penggunaan layanan yang makin besar di masyarakat, yang justru berpotensi menaikkan pendapatan operator.
Operator seluler berpeluang mendorong masyarakat untuk makin konsumtif dengan tarif terjangkau yang diberikan. Penurunan tersebut tidak membuat operator seluler langsung merugi, karena pada waktu yang sama penggunaan layanan data oleh pelanggan tetap sama bahkan naik, karena kuota menjadi cepat habis.
Masyarakat tidak bisa mengetahui mahal atau murah kondisi tarif di Indonesia saat ini. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sebagai regulator telekomunikasi, tidak pernah melakukan perhitungan mengenai ongkos sesungguhnya layanan internet.
Baca Juga :
- Konsisten Terapkan ESG, Pupuk Kaltim Pertahankan Proper Nasional Emas ke-5 dari KLHK
- Omicron Bayangi Pasar Modal, IHSG Konsolidasi Cenderung Melemah, NH Korindo Rekomendasikan Saham ELSA, ITMG, ASSA, MTDL, dan MTEL
- Nusa Konstruksi Optimis Raih Hasil Manis Tahun Depan, Dari Pendapatan Hingga Kontrak Baru
Ditengah stagnasi pertumbuhan pendapatan penyedia layanan seluler, Indonesia memiliki tarif rata-rata terendah untuk internet bergerak berbasis volume yaitu senilai Rp5.450/GB (US$0,31/GB) pada 2020. Tarif rata-rata Indonesia turun Rp700 dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp6.150/GB (US$0,43/GB).
Sementara itu untuk layanan internet tetap (fixed broadband), industri terus berusaha melakukan penurunan harga layanan sesuai dengan tingkat kéekonomian. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ismail Pohan pada 29 Dec 2021