Ekonomi dan UMKM
Optimis Bangun Kembali Kejayaan Tembakau Deli
MEDAN, WongKito.co - Meski masih menghadapi sejumlah kendala yang harus diurai, mulai dari lahan dan sistem pengelolaan, namun Region Head (RH) PTPN1 Regional1 (dulu PTPN II), Didiek Prasetyo berkeinginan membangun kembali kejayaan tembakau deli.
Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan lahan seluas 20 hektar di kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, yang akan dijadikan areal budidaya tembakau deli.
“Memang akan bertahap, tidak langsung dalam skala yang luas. Tapi saya memiliki keyakinan tembakau deli masih memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai budidaya yang memiliki nilai ekonomi sekaligus mempertahankannya sebagai heritage atau warisan sejarah,” ujarnya, Kamis (13/02).
Keberadaan tembakau deli tidak bisa dilepaskan dengan sejarah dan perkembangan kawasan tanah deli, khususnya kota Medan. Sebab daun emas hijau – istilah untuk tembakau deli di masa lalu – itulah yang menjadi salah satu pendorong terbangunnya sejumlah kawasan di Sumatera Timur, seperti kota Medan dan kota-kota di sekitarnya sejak menjelang akhir abad 19. Kejayaan tembakau deli pula yang menyebabkan terbangunnya jaringan jalan darat dan jaringan kereta api ke berbagai daerah seperti yang ada saat ini.
Tapi, saya berencana tidak menjual hasil tembakau kita seperti masa lalu. Dengan cara jual bal-bal-an (kemasan khusus berisi sekitar 60 kg/bal), menurut Didiek, harganya sangat murah dan kurang menguntungkan. Harganya hanya di kisaran Rp.1,2 juta per kilogram.
“Saya ingin menjualnya dalam bentuk cerutu jadi, yang bisa mencapai Rp.14 juta per kilogram,” katanya sambil menunjukkan contoh batang cerutu produksi percobaan yang telah dilakukan, bersumber dari daun tembakau deli.
Sebagai penikmat tembakau, mantan Direktur PTPN VIII Jawa Barat ini mengakui, tembakau deli memiliki ciri khas yang tidak ditemukan pada daun tembakau yang diproduksi di daerah lain, seperti Jawa Timur, misalnya. Daun tembakau deli, selain memiliki warna, dan kelenturan khas, aroma yang dikeluarkannya juga sangat spesifik.
Karena itu tidak heran, jika di masa lalu, tembakau deli menjadi primadona di pasar lelang Jerman, khususnya bagi produsen-produsen cerutu. “Kami berharap bisa melakukan terobosan untuk kembali mengangkat kejayaan tembakau deli secara bertahap,” lanjutnya.
Beberapa waktu sebelumnya, PTPN1 Regional1 telah menerima kunjungan produsen rokok dan cerutu dari Hellmering Kohne & Co. Jerman. Stefan Witt dan Wolfgang Kohne mengunjungi areal tanaman tembakau PTPN 1 Reg 1 di kebun Klumpang. Keduanya menjajaki kerjasama untuk mengembangkan bududaya tembakau Deli yang pernah jaya.
Didampingi Direktur Pemasaran dan Manajement aset PTPN 1 Landi Rizaldi Mangaweang, Region Head PTPN1 Regional 1 Didik Prasetyo, Stefan Witt dan Wolfgang Kohne dibawa melihat dari dekat areal yang direncanakan untuk penanaman tembakau tahun 2025 mendatang di DP II kebun Klumpang.
Areal seluas 20 hektar atau sekitar 26 ladang ini, akan mulai ditanami tembakau pada bulan Maret mendatang. Saat ini persiapan menyambut musim tanam sedang dilakukan secara serius termasuk membangun sebuah bangsal penjemuran tembakau di sekitar perumahan karyawan di Klumpang.
Kehadiran Stefan Witt dan Wolfgang Kohne, menurut Didiek Prasetyo merupakan langkah positif bagi PTPN1, khususnya Regional 1 yang masih memiliki areal untuk tanaman tembakau. Sebab jika kerjasama ini bisa diwujudkan, maka akan semakin membuka peluang kembalinya kejayaan tembakau Deli.
“Saya optimis, tembakau deli bisa kembali kita bangkitkan kejayaannya, sebagai bagian dari perjalanan transformasi yang saat ini sedang bergerak di lingkungan PTPN group,” tegas Didiek Prasetyo.**