KabarKito
Pajak BBM Perairan di Sumsel Mulai Disosialisasikan, Ini Komentar Pengelola Kapal Jukung
PALEMBANG, WongKito.co - Dalam upaya mengoptimalan pendapatan asli daerah dari sektor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) di perairan, Pemprov Sumsel melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mulai melakukan sosialisasi kepada pemilik dan pengelola kapal di Pelabuhan 16 Ilir, Senin (29/3).
Kepala Bapenda Provinsi Sumsel, Neng Muhaibah mengatakan, dengan sosialisasi terkait pemungutan tersebut diharapkan para pemilik dan pengelola kapal seperti serang jukung dapat membeli BBM pada SPBU, SPBU Apung, dan Agen resmi. Dengan begitu, berarti mereka telah membantu pemerintah menyukseskan pembangunan melalui pembayaran PBB-KB.
“Kami menargetkan PAD di sektor ini bisa mencapai Rp1 triliun pertahun setelah pelaksanaan ini. Pembelian bahan bakar oleh kapal-kapal di SPBU resmi sudah termasuk pajaknya,” sebut Neng Muhaibah kepada wongkito.co di Pelabuhan 16 Ilir.
Kebijakan ini menurut Pemprov Sumsel bisa menjadi upaya kontrol atas potensi PAD di perairan. “(Apabila tidak tercapai target) ada dua kemungkinan, pertama wajib pungut (wapu) tidak menyetorkan atau wapu memang tidak memungut saat ada pembelian,” jelasnya.
Pada masa sosialisasi ini pihaknya belum menemukan penolakan dari pemilik kapal terkait pemungutan pajak BBM. Diharapkannya semua bisa memahami bahwa pajak bersifat wajib yang hasilnya untuk pembangunan rakyat sendiri.
Dibincangi di sela persiapan keberangkatan kapal, pengelola kapal jukung “Kurnia”, Maulana menuturkan, tidak bermasalah dengan permintaan pemerintah tersebut. Sebab selama ini kapalnya yang biasa mengangkut barang-barang sebanyak 20 ton dari Pasar 16 menuju Sei Saleh memang membeli bahan bakar solar di SPBU resmi.
“Kami sudah beli di SPBU resmi. Soalnya solar yang dijual di SPBU non resmi lebih mahal dan solarnya campuran sehingga membuat kapal mudah rusak,” ujarnya.
Hanya saja, untuk membeli BBM di SPBU resmi mesti menunjukkan surat-surat dokumentasi kapal. Hal ini cukup merepotkan bagi mereka. “Ya begitu, tapi mau tidak mau harus disiapkan,” tuturnya. (tri)