Pajak Nol Persen untuk Mobil Baru akan Memperburuk Pasar Mobil Bekas

ilustrasi mobil bekas

JAKARTA - Relaksasi PPnBM pada tiga bulan pertama yang dimulai Maret sebesar 100 persen, kemudian 50 persen dari tarif normal pada tiga bulan berikutnya, dan 25 persen dari tarif normal pada tiga bulan setelahnya. Dinilai akan memperburuk pasar mobil bekas yang kini semakin lesu.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan pemberlakuan pajak nol persen untuk mobil baru mulai Maret mungkin memberi dampak negatif bagi industri mobil bekas.

Seperti diketahui pemerintah bakal memberikan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru jenis sedan dan 4x2 yang menggunakan mesin di bawah 1.500 cc. Relaksasi ini diberikan selama sembilan bulan, dibagi menjadi tiga periode, kata dia melansir cnnindonesia, Selasa (16/2/2021).


Jongkie mengatakan dampak negatif pada industri mobil bekas kemungkinan bersifat sementara. Pedagang disebut justru diuntungkan jika periode relaksasi PPnBM mobil baru sudah berlalu.

"Sedikit masalah mobil bekas tidak usah khawatir karena pada saat ini showroom atau pedagang mobkas juga bisa mengalami barang kali ada kerugian sedikit," ujar dia.

"Tapi jika nanti kalau tarif PPnBM normal, tentu pedagang ini sudah punya stok dengan harga yang dibeli pada saat sembilan bulan ini. Atau tiga bulan pertama atau enam bulan pertama, yang harganya turun," ujarnya.

Harga mobil baru diperkirakan bisa turun 10-20 persen tanpa beban PPnBM, banderol bahkan bisa lebih jatuh bila ditambah diskon dari pihak dealer.

"Nah pada saat PPnBM ke tarif normal, maka harga mobil bekas akan kembali normal. Di situ mereka akan mendapat keuntungan yang cukup baik untuk menutup andai kata ada kerugian pada saat sekarang," katanya.

Jongkie memprediksi pada periode pertama penerapan relaksasi PPnBM penjualan mobil bisa meningkat sekitar 40 persen, menjadi 60-70 ribu unit per bulan. Pada tahun lalu saat pandemi penjualan mobil di dalam negeri anjlok ke level 50 ribu unit per bulan, sementara pada 2019 rata-rata penjualan per bulan 80-90 ribu unit.

Bagikan

Related Stories