Ekonomi dan UMKM
Pakar Risiko Perbankan: Perkuat Ekonomi Indonesia Baru Main Metaverse
PALEMBANG, WongKito.co - Sekretaris Jenderal Indonesia Risk Professional Association (IRPA), Jerry Marmen mengatakan perbankan hendaknya berkomitmen penuh dalam memperkuat perekonomian Indonesia.
"Jangan main metaverse dulu, tapi memperkuat ekonomi Indonesia baru bermain metaverse," kata dia saat menjadi narasumber pada Banking Editor Masterclass (BEM) Batch 3, hari ke-5, Kamis (17/2/2022).
Ia mengungkapkan sejauh ini perekonomian Indonesia masih belum kuat. Bank berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang optimal.
Karena itu, perlu komitmen perbankan untuk memperkuat sektor ril, dengan melakukan beragam program berbasis masyarakat pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), ungkap dia.
Baca Juga:
- Lewat Audisi Online Mentjari Bang Maing dan Djoewita, Indonesia Kaya Kembali Cari Bakat Baru
- Uniqlo Kembali Hadirkan Summer Collection, Fokus Keindahan dan kenyamanan
- Sirkuit Mandalika Diaspal Ulang Sampai Maret 2022, Usai Tes Pramusim MotoGP 2022
Kekinian, Jerry menjelaskan makin marak kehadiran fintech lending atau layanan keuangan digital bukan hanya dilakukan oleh perbankan. Namun, berdiri sendiri.
Padahal semestinya, fintech P2P mengandeng bank untuk beroperasi karena bank kantornya jelas, laporan juga jelas, ujarnya.
Layanan fintech lending juga saat ini, tambah dia berhasil mengalahkan transaksi perbankan terutama untuk produk pinjaman padahal bunganya sangat tinggi.
"Kemudahan mengakses dan persyaratan mendapatkan pinjaman Fintech P2P menjadi alasan terus berkembangnya layanan keuangan tersebut," kata dia.
Konglomerasi Fintech
Pertumbuhan Fintech Global terjadi secara masif.
Begitu juga di Indonesia kini telah hadir sekitar 350 Fintech Lending.
Jerry mengatakan kehadiran fintech dan e-commerce menjadi bagian dari fenomena konglomerasi dunia.
Ia mencontohnya Gojek dengan produknya Gopay dan Bank Jago didukung oleh Tencent, Northstar dan provident group.
Lalu ada aplikasi Bukalapak yang didukung konglomerasi Naver Corp, Microsoft dan Emtek.
Lazada di 100 persen kepemilikan oleh Alibaba Group yang juga dimiliki oleh SoftBank.
Begitulah gambaran konglomerasi fintech yang kini terus berkembang tak terbendung, kata dia.(ert)