Pemakaman Gubernur Sumsel ke-14 Mahyuddin NS Tanpa Upacara Resmi dari Pemprov

Istri almarhum Halipah Mahyuddin (duduk) bersama keluarga masih menerima tamu yang datang melayat, seperti para teman sejawat di bidang kesehatan, birokrasi, terrmasuk Gubernur Sumsel Herman Deru, di rumah duka, Jumat (9/4). (wongkito.co/yuliasavitri)

PALEMBANG, WongKito.co - Mantan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) ke-14 Mahyuddin NS meninggal dunia pada Kamis 8 April 2021 pukul 23.45 WIB. Almarhum dimakamkan di TPU Kebun Bunga pukul 03.30 WIB dengan protokol Covid-19.

“Sempat dibawa ke rumah sebentar untuk disalatkan. Disalatkannya pun di teras rumah tanpa disentuh, tetap dengan kondisi jenazah di dalam mobil. Setelah itu baru dibawa ke TPU,” jelas Ketua RT 20, Adam Karman, Jumat (9/4).

Ia mengatakan, berdasarkan cerita dari keluarga diketahui almarhum terpapar Covid-19 sehingga dibawa ke rumah sakit. Menurut Adam, almarhum selama ini terlihat hari-harinya duduk dengan kursi roda, namun begitu tetap energik dan masih menerima tamu, bercerita-cerita dengan masyarakat, maupun kolega akademitasnya.

Terpantau di rumah duka Jalan Enim Pakjo Palembang, istri almarhum Halipah Mahyuddin bersama keluarga masih menerima tamu yang datang melayat, seperti para teman sejawat di bidang kesehatan, birokrasi, terrmasuk Gubernur Sumsel Herman Deru.

Kepada media, Herman Deru mengenang, dr Mahyuddin NS adalah sosok orang yang baik. Menurut Deru, meskipun tampangnya serius tapi kalau sudah ngobrol almarhum suka sekali bercanda, tapi bercanda yang mendidik. Diakuinya, mulai diketahui saat almarhum berkunjung ke OKU Timur selaku gubernur kala itu.

“Setiap ngobrol itu bukan hanya pesan moral yang disampaikan, tapi ajaran-ajaran tentang leadership, pendidikan, sampai kesehatan. Saya sudah dekat dengan beliau sejak sebelum beliau menjabat Wakil Gubernur dan Gubernur juga,” kata Deru di rumah duka, Jumat (9/4).

Deru menyatakan, sebagai mantan Gubernur, upacara pemakaman almarhum seharusnya dilaksanakan oleh Pemprov Sumsel. Namun karena alasan tertentu, harus dimakamkan subuh tadi. Karena itu, dukungan Pemprov Sumsel untuk memfasilitasi pelaksanaan takziah selama 7 hari.

“Saya sampaikan permohonan maaf kepada keluarga dan juga memang tidak ada permintaan untuk itu karena terkonfirmasi Covid-19. Saya tadi berpesan kepada putra-putri beliau agar selalu rukun dan menjaga marwah Pak Mahyuddin yang begitu baik dikenal masyarakat. Baik di Sumsel maupun nasional,” ucapnya.

Wakil Direktur Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit (RS) Bunda Hibsah Ridwan membenarkan, almarhumah Mahyuddin sakit terpapar Covid-19. Sebelumnya almarhum dirawat di RS Bunda selama enam hari. Lalu, karena dilihat gejalanya serius maka dirujuk ke RSMH Palembang.

“Mula-mula di ruang biasa baru ke ICU. tindakan terakhir sudah kita lakukan pakai cub ventilator. Namun tidak berhasil dan Allah menghendaki dan beliau meninggal di RSMH Palembang," katanya.

Hibsah yang juga Tim Satgas Covid-19 mengatakan, almarhum dimungkinkan terpapar dari orang-orang yang tanpa gejala. Sebab meskipun stroke, di rumah tetap menerima tamu dan rapat. Hal ini menurutnya menjadi pengingat semua untuk tetap menjaga protokol kesehatan. (tri)

Bagikan

Related Stories