Ekonomi dan UMKM
Pemerintah Dorong Penggunaan EBT
Jakarta, Wongkito.co - Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan menggantikan energi kotor, diharapkan ke depan transisinya dapat berjalan dengan apa yang diharapkan pemerintah.
Disamping itu EBT dapat terjangkau masyarakat dengan harga yang murah. Oleh sebab itu pembangunan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) dengan skala besar terus dikejar. Kamis, 18 Januari 2024.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, PLTS Terapung Cirata memiliki BPP yang cukup murah, yakni US$5,8 cent per kWh.
"Kami akan mengembangkan kembali proyek-proyek seperti ini. Banyak memang surface water yang ada di negara kita yang bisa kita manfaatkan, yang bisa kita optimalkan untuk bisa menghasilkan energi," ujarnya.
Pembangunan PLTS itu disebut melibatkan 1.400 orang pekerja lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar proyek.
Baca juga
- Industri Nonmigas Sumbang Eskpor Mencapai 72,24 Persen
- DEN Target Bauran EBT Tahun 2025 Sebesar 17-19 Persen
- Mudah Masaknya, ini Resep Tumis Jamur Tiram Sederhana
Tarif tersebut diakui Arifin cukup kompetitif, tetapi dengan tren sekarang pemerintah terus mengejar harga murah. Adapun PLTS Terapung ini terbesar di Asia Tenggara, pengurangan emisinya bisa mencapai 214.000 ton CO2 per tahun, kemudian bisa menghasilkan energi hijau lebih dari 200 juta kilowatt hour yang mampu melistriki 50.000 rumah.
Selain PLTS Atap, Indonesia juga memiliki potensi pengembangan PLTS Terapung, yang dapat dibangun di atas danau dan bendungan di sekitar 325 lokasi di Indonesia.
Mengutip data jumlah bendungan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), PLTS Terapung dapat dikembangkan di 259 lokasi bendungan dengan potensi kapasitas mencapai 14.701,71 MW serta di 18 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air/Mikro/Mikrohidro (PLTA/M/MH) dengan potensi kapasitas hingga 446,1 MW.
Kemudian, dengan mengutip data jumlah danau yang dimiliki oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), PLTS Terapung juga dapat dibangun di atas 36 lokasi danau, dengan potensi kapasitas listrik mencapai 74.665,25 MW.
Selain itu, terdapat pula potensi PLTS Terapung sebanyak 1.806,89 MW yang dapat dibangun di 12 lokasi PLTA/MH. Adapun penghitungan potensi listrik yang dapat dihasilkan berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2023 tentang Bendungan, yakni 20 persen dari luas waduk tergenang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 18 Jan 2024