Ekonomi dan UMKM
Pemerintah MoU dengan AS Pengembangan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Jakarta, Wongkito.co - Pemerintah Indonesia menjalin kolaborasi dengan ExxonMobil untuk mendukung pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
Hal itu diperkuat dengan ditandatangani atau Memoramdum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat. Rabu, 15 November 2023.
Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mengeksplorasi, evaluasi, dan pengembangan kompleks petrokimia termutakhir di Indonesia.
Dilansir Antara, penandatanganan MoU dilaksanakan di Washington, Senin, 13 November 2023, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi menjadi wakil pemerintah, melakukan penandatanganan bersama dengan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures Ltd., Zoe Barinaga.
Fokus utama proyek ini untuk menciptakan polimer berkualitas tinggi, untuk meningkatkan ekspor dan menjawab tuntutan pasar Asia yang terus tumbuh.
Rencana investasi ini diharapkan memberikan dampak positif pada sektor industri, serta menciptakan lapangan kerja selama konstruksi dan selama operasi produksi, pemeliharaan, dan layanan terkait. Rencananya proyek ini akan digadang sebagai kompleks petrokimia rendah emisi, yang dapat memanfaatkan peluang penyimpanan CO2 CCS Hub sekitarnya.
Penandatanganan Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian antara PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil juga menegaskan komitmen kedua perusahaan untuk mendorong evaluasi bersama CCS Hub di wilayah barat laut Laut Jawa.
Baca juga
- Bank Mandiri Dukung Perkembangan UMKM Melalui Digital
- Rendahnya Kontribusi Bisnis Pertambangan Sebabkan Penurunan Kinerja United Tractor
- RUPSLB PGN: Inilah Susunan Pengurus Baru Perseroan
Evaluasi bersama melibatkan penyusunan rencana eksplorasi pengeboran, Langkah ini menjadi kunci untuk memverifikasi kapasitas injeksi ke dalam akuifer asin, yang menjadi fokus utama dari proyek ini.
Dengan merinci strategi pengeboran, pihak terlibat dapat secara cermat mengevaluasi dan memastikan bahwa akuifer asin tersebut memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung dan menyimpan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh proyek.
Kesuksesan dalam memverifikasi kapasitas injeksi ini akan menjadi langkah penting menuju implementasi yang efektif dari penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
CCS Hub yang sedang dievaluasi diharapkan dapat memberikan penyimpanan geologis dalam volume yang substansial. Proyek ini dirancang untuk menangkap dan menyimpan CO2 dari industri dalam negeri dan regional.
Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi besar dalam menggerakkan industri petrokimia Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, sejalan dengan visi depan berbasis inovasi dan berkelanjutan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 14 Nov 2023