Setara
Pemulihan Korban Kekerasan Berbasis Gender Online Perlu Dukungan Lingkungan Terdekat
JAKARTA, WongKito.co - Pemulihan dari Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) bukan hanya tanggung jawab korban sendiri, perlu dukungan dari keluarga, teman, lingkungan terdekat. Mengingat, perjalanan melewati momen buruk sebagai korban kekerasan seksual tidaklah mudah. Memori itu, akan terkenang dan membekas seumur hidup.
Hal ini dirasakan betul oleh Dara Ayu Nugroho, seorang penyintas Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang membagikan ceritanya pada peringatan Safer Internet Day 2023 yang digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) di Jakarta, Rabu 8 Februari 2023.
Kilas balik kejadian yang dialaminya diceritakan Dara dengan suara bergetar. Dara berkisah, sebagai korban KBGO, ia justru mendapat sanksi mulai dari hujatan satu sekolah dan seluruh teman-temannya, hingga mendapatkan perlakuan diskriminasi dari guru-guru.
“Saya juga dihujat oleh guru-guru yang menurut saya harusnya melindungi. Tapi yang mereka pikirkan bukan saya sebagai korban, tetapi menurut mereka itu dianggap menyimpang dan harus dikeluarkan dari sekolah,” ucap Dara dalam keterangan resmi KemenPPPA, Jumat (10/02/23).
Terpuruk, sedih, dan trauma dirasakan oleh Dara. Dara mengaku kehilangan kepercayaan diri, semangat, dan merasa bukan sebagai perempuan baik. Beban yang dirasakan cukup panjang, namun dia sangat bersyukur karena kehadiran ibunya yang menguatkan dan membantunya dapat bangkit kembali.
“Syukur yang paling besar adalah saya punya ibu yang memberikan support terbaiknya untuk saya selama saya hidup. Support itu yang membuat saya bisa bangkit, bisa berdiri, bahkan bisa mendirikan organisasi saya sendiri yang fokus untuk masalah kekerasan seksual,” tutur Dara.
Dalam kesempatan itu, Dara menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya KBGO yang dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu tidak menyebarluaskan konten yang didapatkan.
“Pesan saya untuk semua, ketika kita mendapat video, foto, atau link apa pun itu terkait hal-hal yang tidak seharusnya kita dapatkan, simpan itu untuk kita dan segera hapus. Dengan cara sesimple itu, kita sudah mencegah kekerasan gender berbasis online. Jangan sebarluaskan,” ucapnya seraya menahan tangis.
Agar para korban dapat bangkit dan pulih dari trauma serta rasa takut, pemulihan bukan hanya tanggung jawab korban sendiri. Dukungan harus didapatkan korban dari keluarga, teman, lingkungan terdekat sebagai suport system bahwa korban tidak sendiri, dan mengakses layanan yang ada.
Dalam mendukung perjuangan KemenPPPA untuk memberikan ruang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak terutama di ranah digital, kanal layanan aduan juga telah dibangun untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan terjadinya tindak kekerasan melalui layanan SAPA 129, yang bisa diakses melalui Call Center 129 atau pesan WhatsApp di 08111-129-129.
“Bagi seluruh perempuan, seluruh anak, dan siapapun, kita memiliki value sebagai seorang manusia dan kita berhak bilang tidak, kita berhak melakukan yang kita mau, berani untuk speak up dan kita harus melindungi diri kita juga sesama,” tutup Dara. (*)