Penanganan Banjir Bandang NTT, BNPB Upayakan Helikopter Jangkau Desa Terisolir

Situasi pascabanjir bandang yang menerjang Kabupaten Lembata pada Minggu (4/4) pukul 19.00 waktu setempat menyebabkan 11 orang warga meninggal dunia. (istimewa/BPBD Kabupaten Lembata)

FLORES TIMUR, WongKito.co - Dalam rangka memberikan percepatan penanganan banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan tiga unit helikopter guna memberikan bantuan logistik dan keperluan lainnya.

Diketahui, intensitas hujan tinggi terjadi di wilayah NTT pada Minggu (4/4) dini hari waktu setempat atau Wita, menyebabkan banjir bandang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4).

BNPB mencatat, data sementara sebanyak 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike. Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44 orang. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis.

Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur. 

“Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin, dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat,” terang Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam siaran persnya, Senin.

Total ada tiga helikopter yang akan dikerahkan. Dua helikopter difungsikan untuk menjangkau distribusi logistik di beberapa desa yang terisolir pasca terputusnya akses diakibatkan longsor, satu helikopter lainnya untuk mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan. Selain itu, helikopter juga mengangkut para tenaga medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.

Sementara, Kepala BNPB Letjen TNI, Doni Monardo dijadwalkan besok, Selasa (6/4), akan meninjau lokasi banjir bandang dan tanah longsor di Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. Doni sebelumnya telah tiba di Larantuka, Flores Timur pada Senin (5/4). Gelombang tinggi menunda perjalanannya menuju Adonara hari ini.

Doni membawa beberapa bantuan yang akan diserahkan.  Adapun rincian jenis bantuan yang dikirimkan berupa; makanan siap saji sebanyak 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, alat tes cepat antigen 10.000 unit, masker kain 1.000 lembar dan masker medis 1.000 lembar.

“Bersama dengan pesawat juga ada barang-barang logistik yang dibutuhkan seperti selimut, makanan siap saji, hingga obat-obatan,” jelas Doni.

Wilayah Lain di NTT yang Terdampak

Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada Minggu (4/4), pukul 10.00 Wita. Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat. Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir tersebut. Keempat kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu. 

BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak. Sedangkan di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang. Banjir bandang tersebut terjadi pada Minggu (4/4), pukul 19.00 waktu setempat.

Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan. 

BPBD setempat telah melakukan upaya kaji cepat dan penyelamatan warga terdampak. Pemerintah daerah juga mendatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan jalan dan lokasi bencana untuk kelancaran proses pencarian dan evakuasi. Akses jalan menuju Kecamatan Ile Ape Timur terputus sehingga belum dapat diakses petugas. 

Kejadian lainnya melanda Kota Kupang, NTT, berupa angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang. Perkembangan pada Minggu (4/4), pukul 19.00 WIB, beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem. Akibat cuaca ekstrem tersebut, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak. Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang. 

BPBD Kota Kupang bersama dinas terkait lain telah melakukan upaya penanganan darurat di lokasi bencana. BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada. Desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung).

Dampak dari insiden angin kencang terdiri 6 KK terdampak dan 1 luka berat. Sedangkan kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang. (tri)
 

Bagikan

Related Stories