Ekonomi dan UMKM
Pendapatan Capai US$104,8 Juta, CDIA Banjir Cuan dari Listrik dan Kapal
JAKARTA, – Emiten baru di bawah kendali konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), mencatat kinerja keuangan cemerlang pada kuartal III-2025. Performa ini selaras dengan kinerja saham yang terus meroket sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2025.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit yang dipublikasikan di BEI pada Kamis, 30 Oktober 2025, pendapatan perseroan mencapai US$104,82 juta pada kuartal III-2025. Angka ini tumbuh 42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$73,83 juta.
Kenaikan tersebut didorong oleh kuatnya kinerja anak-anak usaha di berbagai lini bisnis energi dan logistik. PT Krakatau Chandra Energi (KCE) menjadi kontributor terbesar dengan penjualan daya listrik sebesar US$68,23 juta, setara dengan dua pertiga dari total pendapatan CDIA.
Baca juga:
- Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Program MBG dan Hak Atas Pangan Perempuan Jadi Sorotan
- Verifikasi Tenaga Penagih Kini Semakin Mudah, AFPI Luncurkan Portal Digital Khusus Pindar
- PGN Perluas Jaringan Gas Bumi ke Wisma Atlet, Dorong Energi Bersih di Jakarta
Selain itu, segmen pelayaran yang dioperasikan oleh PT Marina Indah Maritim (MIM) dan PT Chandra Shipping International (CSI) mencatat pendapatan US$24,67 juta dari jasa sewa kapal (time charter vessel).
Tidak ketinggalan, lini infrastruktur energi dari entitas PT Redeco Petrolin Utama (RPU) juga menyumbang pendapatan sebesar US$4,19 juta melalui sewa tangki dan dermaga, sementara PT Krakatau Sarana Energi (KSE) menambah US$7,73 juta dari penjualan bahan bakar minyak (BBM).
Dari total pendapatan tersebut, sekitar 17,2% berasal dari transaksi dengan pihak berelasi, termasuk PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan entitas afiliasinya. Porsi ini menunjukkan sinergi erat antarperusahaan dalam ekosistem usaha milik Prajogo Pangestu yang berfokus pada energi terintegrasi dan petrokimia.
Di sisi biaya, beban pokok pendapatan CDIA mencapai US$80,78 juta, naik sejalan dengan ekspansi operasi, namun masih terkendali dibanding kenaikan pendapatan. Dengan demikian, laba kotor perseroan mencapai US$24,04 juta, melonjak 213% secara tahunan, mencerminkan efisiensi biaya dan peningkatan kapasitas produksi anak usaha di sektor energi.
Selain pendapatan operasional, CDIA juga membukukan pendapatan keuangan sebesar US$21,08 juta dari bunga deposito dan penempatan dana, serta pendapatan dari aset keuangan lainnya sebesar US$16,83 juta. Adapun bagian laba entitas asosiasi tercatat US$9,05 juta, terutama berasal dari bisnis energi yang dikendalikan bersama entitas grup Barito Pacific.
Setelah memperhitungkan beban keuangan sebesar US$20,98 juta dan pajak penghasilan US$1,15 juta, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk CDIA tercatat US$77,61 juta hingga akhir kuartal III-2025. Angka ini melonjak hampir 266% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$21,19 juta.
Kenaikan kinerja ini membuat laba per saham dasar (EPS) meningkat menjadi US$0,0007, naik dari US$0,0002 setelah penyesuaian stock split tahun 2025. Dengan performa keuangan yang solid sejak IPO, CDIA mempertegas posisinya sebagai emiten baru andalan dalam portofolio energi terintegrasi milik Prajogo Pangestu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Alvin Bagaskara pada 30 Oct 2025

