Ekonomi dan UMKM
Penerimaan Pajak RI Kembali Tumbuh Positif pada Maret 2025
JAKARTA, - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap penerimaan pajak kembali tumbuh positif pada Maret 2025. Hal itu menjadi kabar baik menyusul kinerja negatif pada dua bulan pertama tahun ini.
Pemerintah memastikan APBN aman untuk membiayai deretan program Presiden Prabowo Subianto.Pasar diketahui tengah khawatir dengan kondisi APBN menyusul tidak stabilnya perekonomian dalam negeri dan iklim geopolitik yang kurang kondusif.
“Jangan khawatir, APBN tidak jebol. Semua program Pak Prabowo ada dalam ruang APBN,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, dalam Sarasehan Ekonomi bersama Presiden, Selasa, 8 April 2025.
Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak sebesar Rp332,6 triliun hingga Maret 2025. Angka tersebut setara 14,7% dari target Rp2.189,3 triliun tahun ini. Realisasi itu mengalami kontraksi sebesar 15,5% (yoy). Namun demikian, kinerja pajak telah mengalami pembalikan dibanding awal tahun.
Dari Negatif ke Positif
Sri menyebut pertumbuhan pajak pada Maret 2025 sudah positif 9,1%, meningkat dibanding Januari 2025 yang minus 13% dan Februari 2025 minus 4%. “Penerimaan pajak bruto kita sudah turnaround pada Maret,” ujar Menkeu.
Menkeu menjelaskan penerimaan pajak bruto pada Januari-Maret 2025 mencapai Rp469,91 triliun. Khusus Maret, pajak bruto tercatat Rp170,7 triliun. Sri Mulyani memastikan realisasi penerimaan pajak hingga belanja pemerintah sesuai target.
Defisit APBN hingga akhir tahun pun dipastikan berada dalam kisaran target 2,5% terhadap APBN. “Kami akan jaga APBN, utang dan defisit tetap prudent transparan dan hati-hati. Presiden memang punya banyak program, tapi didesain dalam APBN yang tetap prudent dan sustainable,” ujar Menkeu.
Baca Juga:
- 2 Destinasi Wisata Palembang, JSC Ramai sedangkan Hutan Wisata Punti Kayu Sepi Pengunjung
- Begini Sinopsis, Review dan Cara Nonton Serial Bidaah
- Kesuksesan Film Animasi Jumbo Jadi Sorotan Media Asing
Merujuk data Kemenkeu, defisit APBN hingga Maret 2025 mencapai Rp104,2 triliun. Adapun penerimaan negara tercatat sebesar Rp516,1 triliun, sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp620,3 triliun.
Penerimaan negara terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp400,1 triliun dan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP Rp 115,9 triliun. Setoran pajak mencapai Rp322,6 triliun atau terelaisasi 14,7% dari target.
Di sisi lain, realisasi belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat mencapai Rp413,2 triliun dan transfer ke daerah Rp207,1 triliun. Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga Rp 196,1 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp217, 1 triliun. Pemerintah juga telah merealisasikan pembiayaan mencapai Rp250 triliun atau 40,6% dari target APBN.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 08 Apr 2025