Ekonomi dan UMKM
Pengamat Tanggapi Opsi Pembubaran PLN Batubara oleh Menteri Erick
JAKARTA - Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan rencana pembubaran PLN BB perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak mempengaruhi pasokan batu bara PLN. Hal itu, disampaikannya menanggapi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang membuka opsi untuk membubarkan anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, PT PLN Batubara (PLN BB) setelah melakukan evaluasi.
Pasalnya, PLN BB merupakan salah satu produsen batu bara yang menyuplai batu bara ke PLN tiap tahunnya. PLN Batubara memiliki jumlah kontrak 2,05 juta ton dengan PLN yang khususnya menyuplai pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia bagian timur.
"Menurut saya evaluasi PLN BB perlu dilakukan dengan hati-hati," katanya kepada TrenAsia.com, Senin, 10 Januari 2022.
Dia menerangkan kinerja PLN BB sejauh ini masih cukup bagus bagi dari aspek keuangan maupun pasokan batu bara.
Baca Juga:
- Rupiah Bakal Melemah ke Rp14.400 per Dolar AS, The Fed Lakukan Pengetatan Moneter
- Menteri BUMN akan Luncurkan 5G Mining pada Mei 2022, Pertama di Asia Tenggara
- Yuk Tonton, MAXstream Rilis “Merindu Cahaya de Amstel”, Film Orisinal Mengenai Cinta dan Religi
Adapun menurut laporan perusahaan, jumlah pasokan batu bara milik PLN BB mencapai 24,94 juta metric ton (MT) pada 2020 dengan aset Rp7,7 triliun. Tingkat kesehatan perusahaan pun mencapai skor 97,54 dengan nilai "AAA".
"Sejauh ini cukup bagus. Pasokan BB aman dan kinerja finansial cukup baik," terang Fabby.
Dia menggarisbawahi bahwa Erick perlu mempertimbangkan peran kunci dari anak usaha PLN tersebut. Pasalnya, PLN BB merupakan "kaki tangan" PLN untuk masuk ke pasar dan memastikan suplai batu bara untuk PLTU berskala kecil di Indonesia timur aman.
Batu bara yang disuplai PLN Batubara meliputi Low Rank Coal (3800-4400); Middle Rank Coal (4400-4900) dan High Rank Coal (>4900).
Menurut Fabby, langkah Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas untuk melakukan evaluasi terhadap PLN BB termasuk opsi untuk menutup anak usaha PLN tersebut perlu dilakukan scara komprehensif. Hal itu perlu dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan dalam bisnis batu bara.
Dia pun mempertanyakan indikator pokok yang menjadi evaluasi Kementerian BUMN terhadap kinerja PLN BB yang sejauh ini baik-baik saja.
"Yang perlu diperhatikan adalah apa ukuran evaluasi yang dipakai dan untuk apa evaluasi dilakukan," kata Fabby.
Baca Juga:
- Mulai Tayang 10 Januari 2022, Ini Link Nonton Attack on Titan Season 4 Part 2 Legal dan Gratis
- 2 Tantangan Bisnis Versi BRI Hadapi 2022
- "Now, We Are Breaking Up": Bukan Bertemu di Paris, Young Eun dan Jae Guk Ungkapkan Rindu saat K-Fashion Week
Adapun, selain menyuplai batu bara ke PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), PLN BB melalui anak usahanya PT PLN Batubara Niaga yang dibentuk pada Agustus 2020 juga memasok batu bara untuk PLTU swasta dan pelanggan di luar industri ketenagalistrikan.
Wilayah pasokan batu bara PLN Batubara meliputi Sumatera bagian Utara dan Kalimantan Barat; Kalimantan Timur, Sulawesi bagian Utara, Maluku dan Papua; Sumatera bagian Selatan dan Jawa bagian Barat; Kalimantan Selatan, Jawa bagian Timur, Sulawesi bagian Selatan dan Nusa Tenggara.
Erick Thohir sebelumnya mengatakan akan terus melakukan transformasi di internal perusahaan setrum pelat merah dengan mengevaluasi keberadaan PLN BB.
"Jadi, PLN Batubara ini kan anak perusahaan yang kalau sesuai visi ke depan dari Kementerian BUMN, selalu ingin kita kurangi jumlah anak dan cucu perusahaan, apalagi yang tidak diperlukan," katanya dalam konferensi pers, Kamis, 6 Januari 2022.
Dia mengatakan ada opsi untuk menutup anak perusahaan PLN tersebut jika setelah dievaluasi menemukan ada hal-hal yang tidak sesuai dengan visi Kementerian BUMN.
Jika opsi tersebut tidak terjadi, maka akan dilakukan penggabungan atau merger ke unit bisnis yang serupa di bawah PLN.
Erick juga berencana untuk membentuk sub holding pelayanan dan ritel di PLN. Sub holding ini berfungsi untuk memperbaiki pelayanan PLN kepada masyarakat.
"Ini salah satu yang kita tinjau, apakah perusahaan ini akan dimerger nantinya dengan PLN, atau ditutup atau apapun, belum kita putuskan," tandasnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 10 Jan 2022