KabarKito
Pentingnya CJH Jaga Kesehatan Fisik dan Mental, Haji 2025 Ramah Lansia
PALEMBANG, WongKito.co - Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Haji, Umrah, dan Kerjasama Luar Negeri, Bunyamin M Yafid mengingatkan pentingnya persiapan fisik dan mental para calon jemaah agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah dengan sempurna.
“Selain ibadah ritual dan fisik, haji juga merupakan ibadah sosial. Jadi selain menjaga fisik dan mental, ibadah sosialnya juga penting untuk dijaga,” kata Bunyamin saat membuka bimbingan manasik haji di Palembang, Rabu (16/04/2025).
Tak hanya itu, beliau juga mengimbau agar para jemaah menggunakan media sosial secara bijak selama berada di Tanah Suci, guna menjaga nama baik daerah dan bangsa Indonesia.
“Jangan ada kejadian yang tak enak sedikit langsung diviralkan ke media sosial. Informasi yang baiklah yang harus diviralkan di media sosial. Jika ada yang kurang baik segera laporkan dahulu ke petugas terkait atau laporkan melalui aplikasi kawal haji agar segera diperbaiki,” imbuhnya.
Kemenag Wujudkan Haji Ramah Lansia dan Disabilitas
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa profil kesehatan jemaah haji Indonesia pada tahun 2023–2024 didominasi oleh kelompok lanjut usia (lansia) berusia di atas 60 tahun, yakni sebesar 44% pada tahun 2023 dan 37% pada tahun 2024. Selain itu, mayoritas jemaah haji tahun 2024 memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid), mencapai 73%.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo mengulas, secara umum tidak banyak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sekitar 72% jemaah haji Indonesia memiliki penyakit penyerta.
"Selama periode 2018–2024, dikecualikan data masa pandemi COVID-19 2020-2022, penyakit pneumonia dan serangan jantung merupakan risiko kesehatan utama bagi jemaah di Arab Saudi,” ujar Liliek dikutip dari siaran resmi Kemenag.
Liliek juga menyampaikan, data pelayanan kesehatan kloter tahun 2023–2024 menunjukkan tingginya angka kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), serta meningkatnya kewaspadaan terhadap pneumonia, khususnya pada jemaah lansia dan penderita komorbid.
“Selain penyakit, data hari terakhir (H-73) penyelenggaraan Haji Tahun 2024 menunjukkan terdapat 461 jemaah yang wafat di tahun itu, penyebab kematian tertinggi adalah penyakit jantung (37,9%). Sebanyak 80,5% dari total kematian tersebut merupakan jemaah berusia 60 tahun ke atas,” lanjutnya. (*)