Per September 2021, Aset Berprinsip ESG BRI Tembus Rp588,6 Triliun

Direktur Utama BRI Sunarso (kiri) dan Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kanan) saat penyampaian paparan Optimisme untuk Indonesia di Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021. (Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA, WongKito.co,  - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) fokus pada penerapan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) atau sustainable finance  untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Hal ini tercermin dari komposisi aset dengan penerapan ESG yang mencapai Rp588,6 triliun per kuartal III-2021 atau setara 64,6% total aset perseroan.

Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan ESG menjadi komitmen perseroan dalam strategi transformasi BRI yang saat ini terus berlanjut. Berlandaskan cetak biru (blueprint) BRIVolution 2.0, Sunarso menyebut komitmen BRI dalam meningkatkan prinsip ESG terus dilakukan.

“Kami juga harus menyesuaikan organisasi kami supaya menunjukkan komitmen dan concern terhadap ESG. Untuk itu, BRI akan segera membentuk Unit Kerja Khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ESG itu. Ini adalah bagian-bagian transformasi,” kata Sunarso dalam keterangan resmi seperti dikutip Jumat, 7 Januari 2022.

Baca Juga :

Ditambahkan, transformasi juga terus diupayakan hingga ke perusahaan anak BRI. Tujuannya untuk meningkatkan fungsi dalam rangka value creation terhadap BRI Group.

Transformasi di sembilan anak perusahaan ini juga mendorong pemetaan risiko atau spreading risk yang lebih optimal. Dengan begitu, BRI bisa tetap meneruskan pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk mencapai visi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025.

“Transformasi yang sudah dijalankan sejak 2016 ini telah menimbulkan berbagai implikasi positif bagi BRI dan seluruh stakeholder. Dari segi profitabilitas, BRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 45% year on year (yoy) menjadi Rp20,4 triliun per kuartal III-2021,” tambah Sunarso.

Transformasi ini juga berhasil memitigasi adanya krisis COVID-19, yakni melalui digitalisasi penyaluran kredit yang fokus di segmen mikro. BRI telah mengubah sistem Loan Approval System (LAS) yang didigitalisasi melalui sistem BRISPOT. Perubahan itu mengurangi kontak langsung antara insan BRILian (Pekerja BRI) dengan nasabah sehingga proses approval dapat berjalan secara efektif, cepat, dan aman.

“Bayangkan kalau selama pandemi ini kami tidak sempat mentransformasi cara kita memproses bisnis terutama di backbone, itu di Mikro. Maka patut kita panjatkan syukur, untung waktu itu kita mendigitalkan proses kredit kita di mikro. Kalau tidak, kita tidak akan mengalami pertumbuhan seperti sekarang ini,” kata Sunarso.

Meski pandemi membuat seluruh pertumbuhan kredit di industri perbankan melemah, namun kredit disegmen UMKM BRI mampu tumbuh 12,5% yoy. Ini tidak terlepas dari kegigihan para Insan BRILian, digitalisasi proses bisnis, serta penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap operasional bisnis BRI.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 08 Jan 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories