Perekonomian Sumsel Masih Tumbuh Menguat

Kegiatan Syariah Sriwijaya Festival (Syafari 2022) yang dilaksanakan pada tanggal 14 -16 Juli 2022 di Atrium Mall, Palembang Square (Susila/WongKito.co)

PALEMBANG, WongKito.co, - Kinerja perekonomian Sumatera Selatan masih tumbuh menguat dan tercatat lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Sumatera yang masing-masing sebesar 5,01% (yoy) dan 4,03% (yoy).

Sementara dari sisi pengeluaran, pada triwulan I 2022 perbaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ditopang oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan PMTB/Investasi serta masih tumbuh positifnya kinerja ekspor luar negeri seiring perbaikan permintaan dari negara mitra dagang dan perbaikan harga komoditas internasional, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja di Palembang, Selasa.

Kemudian lanjutnya, dari sisi Lapangan Usaha (LU), membaiknya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 terutama ditopang  oleh pertumbuhan kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan serta LU perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor.

Baca Juga :

Ia menuturkan, pada triwulan I 2022 realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di  Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 sebesar 14,23% dari target atau senilai Rp7,84 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 18,24% dari target atau Rp9,89 triliun.

Realisasi belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 telah mencapai Rp9,04 triliun atau 11,03% dari pagu, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 14,44% dari pagu atau senilai Rp12,52 triliun.

Sementara itu, realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pada triwulan I 2022 sebesar 20,23% dari total pagu atau senilai Rp5,45 triliun, menurun dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,00% dari pagu atau senilai Rp6,56 triliun.

Selanjutnya, dalam rangka mendukung percepatan digitalisasi dan peningkatan akuntabilitas transaksi pemerintah daerah, Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan 17 (tujuh belas) kabupaten/kota terkait dengan elektronifikasi transaksi pemda, katanya. (Usi)

Bagikan

Related Stories