KabarKito
Perempuan Desa Tebat Benawa kini Lega Tak Tergantung dengan Panen Kopi Tahunan
PALEMBANG, WongKito.co - Desa Tebat Benawa, Kota Pagar Alam kini menjadi salah satu desa wisata andalan di Sumatera Selatan.
Penduduknya selama ini mengantungkan hidup dari berkebun kopi dan mengelola sawah di kawasan permukiman tersebut.
Kekinian, Desa Tebat Benawa makin dikenal tak hanya karena hutan adatnya tetapi perempuan desa juga telah berhasil membangun usaha.
Perempuan Desa Tebat Benawa tak lagi hanya mengandalkan panen kopi setahun sekali, tetapi kini telah memroduksi berbagai produk olahan berbahan kopi atau daun kelor.
Baca Juga:
- Piala Dunia 2030, Arab Saudi Mundur dari Pencalonan
- AMSI Bersama 12 Organisasi Masyarakat Sipil Tanda Tangani Komitmen Pemilu Damai 2024
- Shell V Power Diyakini Bersihkan Endapan Pembakaran
Adalah Suraina (53) Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) bercerita kini perempuan desanya sudah memiliki penghasilan sendiri.
"Kami tidak lagi mengantungkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari hasil panen kopi tahunan," kata dia, ditemui di Palembang.
Ia mengungkapkan sejak 2018 anggota KUPS Desa Tebat Benawa telah membuat beragam produk unggulan desa, seperti kopi bubuk, sabun berbahan kopi dan alpukat dan teh daun kelor.
Semua produk dibuat secara khusus dari hasil alam desa tersebut dan dijual dengan harga terjangkau.
Harga produk hasil karya perempuan Desa Tebat Benawa itu terjangkau mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 45 ribu per jenis produk.
Suraina menjelaskan kalau semua produknya dibuat secara higienis dan telah melalui pelatihan dan uji coba terlebih dahulu.
Saat ini, bahkan pihaknya masih menunggu proses sertifikasi BPOM terbit, setelah sebelumnya petugas pemeriksa telah datang ke desa tersebut.
Untuk memesan beragam produk karya perempuan Desa Tebat Benawa, silakan kontak nomor 085874089125.
KUPS Desa Tebat Benawa merupakan salah satu lokasi program perhutanan sosial di Sumatera Selatan.
Sebanyak 211 izin pengelolaan hutan sosial kini telah diterbitkan di Sumatera Selatan.
Lalu luas lahan yang dikelola program perhutan sosial mencapai 134 ribu hektare. (*)