Ragam
Perempuan Palembang Bangga Berkebaya, Parade dan Ajak Anak Berpartisipasi
MINGGU Pagi, cuaca di Kota Palembang tampak cerah dan semakin siang sengatan matahari semakin terasa terik. Namun, ratusan perempuan tampak berbaris di halaman Kantor Gubernur Sumatera Selatan untuk mengikuti parade kebaya.
Perempuan dari berbagai usia, ada yang lanjut usia, perempuan dewasa bahkan anak-anak usia taman kanak-kanak pun ikut memeriahkan parade kabaya, dalam rangka peringatan Hari Kebaya Nasional ke-2 tersebut.
Novi (30) salah seorang peserta mengaku sangat antusias Ketika mendapat informasi akan diselenggarakan lomba atau parade kebaya.
"Saya hari ini tampil mengenakan pakaian tradisional Bali, dan tak ketinggalan mengajak dua putri kembar untuk mengikuti parade kebaya," kata dia, dibincangi di sela-sela parade kebaya, Minggu (20/7/2025).
Baca Juga:
- Begini 7 Tips Memulai Karier sebagai Beauty Content Creator
- Cek Yuk 6 Tempat Makan Halal Favorit di Tokyo
- 3 Desa Wisata untuk Slow Travel di Indonesia
Ia mengungkapkan sejak beberapa pekan lalu sudah menyiapkan rencana untuk memilih pakaian yang akan digunakan pada parade kali ini.

Termasuk juga membujuk putri kembarnya, untuk mengikuti parade kebaya. "Saya ingin kebaya terus lestari termasuk caranya dengan mengenalkan kebaya kepada dua putrinya yang kini berusia 5 tahun sejak dini," kata dia lagi.
"Seru!, seru nian parade kebaya Bersama ratusan perempuan dan anak kembarku," ujar dia.
Lestarikan Budaya
Rumiya Tambunan (57) peserta lainnya mengungkapkan rasa harunya Ketika mengikuti parade kebaya banyak anak muda.
"Saya senang bisa ikut berpartisipasi dalam ajang ini, semakin terharu saat banyak anak-anak yang terlibat dalam parade kebaya," ujar dia.
Dia bercerita sebenarnya membumikan budaya daerah dan nasional menjadi sangat penting di tengah maraknya budaya asing, yang kini semakin marak menyasar anak muda.
Pelestarian budaya Indonesia yang sangat beragam ini, menjadi tanggung jawab bersama, karena semua itu adalah warisan lelulur dan pendiri bangsa ini, tambah dia.

Peserta lainnya, mengungkapkan kalau kelompoknya sengaja memilih tema keberagaman. Dengan ceria seorang peserta bercerita kalau mereka memilih menggunakan kebaya Jawa, dengan ornamen kepala khas Sulawesi dan paying Melayu, hal ini menjadi bukti budaya yang beragam dan tentunya sangat menarik.
"Kami sengaja memadupadankan budaya dari berbagai daerah di Nusantara ini, hal itu menjadi bentuk kekagumanan dan kecintaan kepada budaya bangsa yang tentunya sangat beragam," ujar dia.
Sementara ditetapkannya Hari Kebaya Nasional, pada 24 Juli berdasarkan Keppres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.
Latar belakang dan tujuan diperingatinya Hari Kebaya Nasional setiap tanggal 24 Juli adalah sebagai berikut:
Pertimbangan:
Kebaya merupakan identitas nasional perekat bangsa yang bersifat lintas etnis dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Kebaya berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional.
Latar Belakang:
Pada Kongres Perempuan Indonesia, tahun 1953 yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dinyatakan bahwa Revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa keterlibatan perempuan di mana seluruh perempuan yang hadir pada Kongres tersebut memakai kain kebaya.
Tujuan Peringatan:
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebaya, maka pemerintah menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut perlu menetapkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.(*/Nila Ertina)