Peringati Harla ke-99 NU Wilayah Barat: Ketum PBNU dan Menko Airlangga Pimpin Peremajaan Sawit di Muara Enim

Peremajaan tanaman Sawit (Ist)

PALEMBANG - Rangkaian peringatan Harla ke-99 NU untuk wilayah Barat di pusatkan di Sumatera Selatan. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin langsung proses peremajaan sawit rakyat di Desa Kencana Mulia, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

"Acara hari ini replanting sawit yang menjadi program pemerintah, dengan target 180 ribu hektare per tahun. Dalam acara ini tadi disampaikan bahwa untuk petani diberikan bantuan yang sebelumnya Rp25 juta/hektare, naik menjadi Rp30 juta/hektare," kata Menko  Airlangga di Muara Enim, mengutip NUOnline, Jumat (4/3/2022).

Airlangga menyampaikan bahwa petani sawit yang mengelola dua hektare bisa mendapatkan Rp60 juta, atau Rp 120 juta untuk yang mengelola empat hektare. Program itu ke depannya bisa dilanjutkan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk modal kerja seperti membeli kebutuhan pupuk dan sebagainya.

"Periode kreditnya diberikan waktu bisa sampai lima tahun. Bunganya 3 persen, dan 3 persen itu disubsidi oleh pemerintah," ungkap dia.

Baca Juga:

Menko mengajak para petani dan kelompok masyarakat untuk mengambil kesempatan baik ini. Dia mengungkapkan, selanjutnya anggaran tersebut akan diberikan juga kepada kelompok masyarakat secara umum, dan bisa digunakan untuk pengembangan usaha seperti perkebunan kelapa maupun perkebunan karet.

Ketua Umum PBNU Gus Yahya menambahkan bahwa program pendampingan dan kerja konkret bersama rakyat adalah salah satu serangkaian kerja sama NU dengan pemerintah melalui beberapa kementerian.

Gus Yahya berharap, tata kelola perkebunan sawit rakyat dapat lebih menjangkau kearifan lokal, demi praktik pendampingan di lapangan yang lebih efektif, optimal, dan meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

"Ini akan terus kita kembangkan, seperti kita sampaikan kepada bapak Presiden bahwa kami ingin NU bisa diperankan sebagai penyangga berbagai agenda negara, dalam hal ini agenda pemerintah, tentu untuk kemaslahatan rakyat banyak," ungkap putra KH M Cholil Bisri Rembang ini.    

Baca Juga:

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan komoditas pertanian kelapa sawit turut berkontribusi mencapai 15,6% dari total ekspor non-migas dan menyumbang sekitar 3,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Industri ini memiliki peran strategis dalam mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja bagi lebih dari 16 juta pekerja. Industri kelapa sawit, lanjut dia, mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dengan memproduksi lebih dari 146 jenis produk hilir yaitu produk pangan, produk industri, dan juga menjadi produk energi yang menggantikan solar melalui program mandatori biodiesel B30. Hal ini turut menghemat devisa dengan pengurangan impor solar.  

Menurut Menko Airlangga, industri sawit ini selain mendorong kemandirian energi, mengurangi emisi gas, juga mengurangi impor solar atau diesel sebesar Rp 38 triliun rupiah di tahun 2020.

"Sedangkan tahun ini dengan adanya program B30 diperkirakan terjadi penghematan devisa sebesar Rp 56 triliun," ungkap dia.(*)


Related Stories