KabarKito
Perjalanan ke Bulan Dimulai, Artemis I Akhirnya Meluncur
FLORIDA, - Misi Artemis I yang bersejarah mulai terbang pada dini Rabu 16 November 2022 dini hari setelah berbulan-bulan tertunda.
Peristiwa penting itu memulai perjalanan yang akan mengirim pesawat luar angkasa tanpa awak mengelilingi bulan, membuka jalan bagi NASA untuk mengembalikan astronout ke permukaan bulan untuk pertama kalinya dalam setengah abad.
Roket Sistem Peluncuran Luar Angkasa atau Space Launch System (SLS) setinggi 98 meter menyalakan mesinnya pada pukul 1:47 pagi waktu Florida. Roket raksasa ini memancarkan hingga 4,1 juta kilogram daya dorong untuk menarik dirinya dari landasan peluncuran di Florida dan melesat ke langit.
Baca Juga :
- Didominasi Segmen UMKM, Penyaluran Kredit BRI Tembus Rp1.111 Triliun pada Kuartal III-2022
- Jawab Kekhawatiran Jokowi, Pupuk Indonesia Amankan Stok 14 Juta Ton per Tahun
- Simak Inilah 4 Perusahaan Konstruksi Pelat Merah dengan Aset Terbesar
Di atas roket ada pesawat ruang angkasa Orion, kapsul yang memisahkan diri dari roket setelah mencapai luar angkasa. Orion dirancang untuk membawa manusia, tetapi penumpang untuk misi uji kali ini adalah sejumlah benda mati, termasuk beberapa manekin yang mengumpulkan data penting untuk membantu kru hidup di masa depan.
Roket SLS menghabiskan jutaan pon bahan bakar sebelum bagian-bagian roket mulai terlepas, dan Orion dibiarkan melambung melalui orbit hanya dengan satu mesin besar. Mesin itu kemudian memicu dua sistem bahan bakar yang kuat untuk menempatkan pesawat ruang angkasa pada lintasan yang benar menuju bulan. Sekitar dua jam setelah lepas landas mesin roket itu juga jatuh, meninggalkan Orion untuk terbang bebas selama sisa perjalanannya.
Menurut NASA, Orion diperkirakan akan menempuh jarak sekitar 2 juta kilometer, mengambil jalur yang akan membawanya lebih jauh daripada pesawat ruang angkasa lain yang dirancang untuk penerbangan manusia.
Setelah mengorbit bulan, Orion akan melakukan perjalanan kembali dan menyelesaikan perjalanannya dalam waktu sekitar 25,5 hari. Kapsul dijadwalkan untuk jatuh di Samudra Pasifik di lepas pantai San Diego pada 11 Desember.
Sepanjang misi, para insinyur NASA akan mengawasi kinerja pesawat ruang angkasa. Tim akan mengevaluasi apakah Orion berfungsi sebagaimana dimaksud dan akan siap untuk mendukung misi awak pertamanya ke orbit bulan yang saat dijadwalkan pada tahun 2024.
Misi ini juga menandai penerbangan debut roket SLS sebagai yang paling kuat yang pernah mencapai orbit Bumi. Roket ini memiliki daya dorong 15% lebih besar daripada roket Saturn V yang mendukung pendaratan di bulan abad ke-20 NASA.
Dan misi ini hanyalah yang pertama dari apa yang diharapkan menjadi serangkaian panjang misi Artemis. Prosesnya akan semakin sulit saat NASA bekerja untuk mendirikan pos terdepan permanen di bulan.
Artemis II akan mengikuti jalur yang sama seperti Artemis I tetapi akan memiliki astronot di dalamnya. Artemis III yang dijadwalkan dilakukan akhir dekade ini, diperkirakan akan mendaratkan seorang wanita dan orang kulit berwarna di permukaan bulan untuk pertama kalinya.
Jalan panjang menuju lepas landas
Tim misi mengalami sejumlah masalah menjelang peluncuran Rabu pagi. Termasuk masalah teknis dengan roket raksasa dan dua badai yang melanda lokasi peluncuran.
Pengisian bahan bakar roket SLS dengan hidrogen cair superdingin terbukti menjadi salah satu masalah utama yang memaksa NASA untuk membatalkan upaya lepas landas sebelumnya. Pada hari Selasa tangki terisi tetapi ada masalah kebocoran yang menghentikan pengisian bahan bakar beberapa jam sebelum peluncuran.
Untuk mengatasi masalah itu, NASA mengerahkan apa yang disebutnya "awak merah". Sekelompok personel yang dilatih khusus untuk melakukan perbaikan saat roket sudah diisi dengan propelan. Mereka mengencangkan beberapa mur dan baut untuk menghentikan kebocoran bahan bakar.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 16 Nov 2022