PGAS pada 2021 Kantongi Laba Bersih Rp4,35 Triliun, Berbalik Untung

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN / Dok. PGN

JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) berhasil memperbaiki kinerja keuangan pada 2021. PGAS membukukan laba bersih sebesar US$303,82 juta atau setara dengan Rp4,35 triliun (asumsi kurs Rp14.321 per dolar AS).

PGAS berbalik laba setelah pada 2020 mengalami rugi hingga US$264,77 juta setara Rp3,79 triliun. Adapun perolehan laba bersih sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang juga naik sebesar 5,22% menjadi US$3,03 juta,atau setara 43,48 triliun.

Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menerangkan pencapaian kinerja keuangan yang berbalik untung ini terjadi karena adanya peningkatan volume pada produksi gas yang didistribusikan oleh perseroan sepanjang 2021.

Baca Juga :

Volume distribusi gas periode Januari-Desember 2021 meningkat menjadi sebesar 871 billion bristh thermal unit per day (BBTUD) dari periode sebelumnya sebesar 828 BBTUD. Sedangkan volume transmisi selama 2021 sebesar 1.352 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).

Selain itu, juga terdapat peningkatan pengaliran gas ke pembangkit listrik melalui pemanfaatan gas cair atau LNG (Liquified Gas Petroleum) sendiri (Kontrak TUA FSRU Lampung) menjadi sebesar 29 BBTUD. 

“Sehingga total gas yang disalurkan melalui skema niaga gas dan TUA tercatat mencapai 900 BBTUD,” terang Haryo dalam keterangan resmi dikutip Rabu, 16 Maret 2022.

Adapun kinerja volume lifting pada minyak dan gas perseroan tahun 2021 sebesar 24.086 barrel oil equivalent per day (BOEPD), transportasi minyak sebesar 3.543 MBOE dan LPG sebesar 33.831 ton, dengan perbaikan harga rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 68,8 per barel.

Perseroan juga mencatat adanya peningkatan pada pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor menjadi total sebanyak 663.877 pelanggan dengan total cakupan jaringan pipa sepanjang 10.776 km.

Sementara itu, realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) PGAS tahun 2021  mencapai US$ 308,6 juta. Belanja modal ini antara lain dialokasikan untuk pembangunan Pipa Minyak Rokan, Pipa Gresik-Semarang, WK Pangkah, WK Ketapang, serta kegiatan investasi lain yang sudah di tahap eksekusi seperti Jargas, Pipa Senipah-Balikpapan, dan LNG RU IV Cilacap.

Haryo menyampaikan, dalam perannya sebagai Sub Holding Gas, PGN dengan semangat energizing you, secara berkelanjutan akan mengoptimalkan setiap peluang gas bumi melalui program gasifikasi, seperti jargas, kilang, pembangkit listrik, industri tertentu, sektor maritim dan darat yang merupakan fokus perseroan saat ini dan ke depan.

Selain itu, perseroan juga memiliki fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi melalui energi terbarukan (EBT) dalam menuju target bebas emisi tahun 2060.

“Kami menjalankan peran yang cukup challenging dalam rangka era transisi energi dari fosil ke EBT. Dari posisi kunci sebagai aggregator gas bumi di Indonesia, harapan kami adalah dapat mengisi masa transisi ini melalui penyediaan gas bumi sebagai energi bersih kepada masyarakat,” ujar Haryo.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Farhan Syah pada 16 Mar 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories