Ekonomi dan UMKM
Plaza Indonesia Realty Milik Mertua Syahrini Bersiap Didepak dari BEI karena 6 Bulan Alami Suspensi
JAKARTA, WongKito.co - Plaza Indonesia yang merupakan satu dari aset PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) milik mertua pesohor Syahrini menjadi salah satu emiten yang berpotensi didepak dari Bursa Efek Indonesia (BEI), karena telah mengalami suspensi lebih dari enam bulan.
Seperti diketahui, suspensi yang dialami oleh PLIN dilakukan sejak 12 Januari 2021, dengan maksimal masa suspensi mencapai 24 bulan. Artinya, jika sampai 12 Januari 2023 status ini masih disandang, PLIN akan resmi ditendang dari BEI.
Pengumuman tersebut terdapat di keterbukaan informasi dengan Nomor Peng-00017/BEI.PP2/08-2021.
Adapun latar belakang suspensi disebebkan oleh belum terpenuhinya ketentuan free float atau minimal saham publik yang ditetapkan sebesar 7,5%. Tercatat, saham publik di PLIN hanya 2,99% per Desember 2020.
Hal ini diakui oleh perseroan dalam laporan keuangan per kuartal I-2021. "Sampai saat ini, perseroan memiliki free float berjumlah 106.079.600 saham dengan total 2,99% saham dari total modal disetor. Jumlah ini berada di bawah persyaratan free float sehingga BEI melakukan penghentian sementara perdagangan saham PLIN di pasar reguler dan pasar tunai," tulis laporan tersebut melansir TrenAsia.com, jejaring WongKito.co.
Di sisi lain, perseroan menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak mengubah status PLIN sebagai perseroan publik. Selain itu, suspensi tidak bertentangan dengan persyaratan izin perseroan.
"Perseroan masih dalam diskusi dengan BEI atas tindakan perbaikan," lanjut laporan tersebut.
Diketahui, Rosano Barack yang merupakan mertua dari penyanyi Syahrini, sebelumnya tercatat sebagai salah satu pemilik perseroan. Ia mengempit sebanyak 44.216.600 unit saham atau 1,24% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Namun, pada 27 Agustus tahun lalu, Rosano menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada pemegang saham pengendali, yakni PT Plaza Indonesia Investama senilai Rp165,37 miliar.
Kendati demikian, hingga kini ia masih menyandang jabatan sebagai Presiden Direktur di PLIN.
Maka, atas aksi pengalihan saham tersebut, kepemilikan saham terbesar PLIN sekarang dipegang oleh PT Plaza Indonesia Investama sebesar 96,61%, treasury stock sebesar 0,4%, dan sisanya publik 2,99%.
Sebagai informasi, per kuartal I-2021, pendapatan PLIN turun sampai 32,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp213 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, PLIN meraup sebesar Rp317 miliar.
Hal ini disebabkan oleh pendapatan sewa yang turun menjadi Rp121 miliar dari Rp170 miliar per kuartal I-2020. Pendapatan sewa ini terdiri dari pusat perbelanjaan Rp82 miliar, perkantoran Rp37 miliar, dan hotel Rp1,13 miliar.
Adapun beban pokok pendapatan berhasil ditekan menjadi minus Rp55,9 miliar, dari sebelumnya minus Rp88,5 miliar per kuartal I-2020.
Perseroan per kuartal I-2021, membukukan laba periode berjalan sebesar Rp98,4 miliar, lebih rendah 28,9% yoy dibandingkan dengan Rp138,5 miliar per kuartal I-2020.
Total liabilitas jangka pendek PLIN sebesar Rp432 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp744 miliar. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp10,7 triliun dari Rp10,6 triliun per akhir 2020.
Dengan kas dan setara kas sebesar Rp836 miliar, total aset PLIN per kuartal I-2021 sebesar Rp11,9 triliun, meningkat tipis dari Rp1,18 triliun per akhir 2020.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Aprilia Ciptaning pada 01 Oct 2021