PLN Targetkan 23 Persen di Tahun 2025 Bauran Energi Baru Terbarukan

PLN Targetkan 23 Persen di Tahun 2025, Bauran Energi Baru (Ist)

JAKARTA,Wongkito.co - Listrik tenaga surya atau juga sering disebut energi hijau merupakan energi baru terbarukan, menggantikan energi yang menggunakan bahan bakar fosil.

PT Perusahaan Listrik Negara Tbk (PLN) menargetkan empat pembangkit listrik hijau beroperasi tahun ini, target hijau atau energi baru terbarukan di tahun 2025 sebesar 23 persen.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, proyek pembangkit listrik hijau ialah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Waduk Cirata, Jawa Barat, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Peusangan, Aceh.

"Ini kalau dirinci GW kami ada ratusan proyek salah satu proyek besar yang sedang kami tunggu operasionalnya di tahun ini adalah proyek PLTS Apung di Cirata sebesar 145 megawatt (MW),  PLTS apung ini terbesar di asia tenggara saat ini," katanya saat ditemui di The Neighbourhood Jakarta, kamis 6 Juli 2023.

Baca juga

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Peusangan, Aceh terdiri dari I dan II dengan masing-masing kapasitas 45 MW dan 43 MW. Lalu ada pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Dieng, Wonosobo dan PLTP Sokoria di Nusa Tenggara Timur dengan total kapasitas 13 MW. Dua PLTP itu bakal beroperasi komersial pada akhir 2023.

Target Bauran Energi Nasional

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan percepatan menuju energi bersih harus dilakukan bersama-sama dengan seluruh masyarakat hingga stakeholders yang ada.

Indonesia menargetkan pada 2025 persentase bauran energi baru dan terbarukan (EBT) akan mencapai 23%. Dalam mencapai hal tersebut, salah satu langkah konkret yang diambil oleh pemerintah Indonesia adalah melakukan transisi energi.

Arifin menjelaskan, dari kapasitas energi tersedia sebesar 70 GigaWatt (GW), target pemerintah mengalihkan ke EBT adalah 23% atau sebesar 16,1 GW. Namun saat ini yang terealisasi belum sampai 12 GW.

"Maka kami ada Peraturan Presiden mengenai harga EBT, itu antara lain untuk menjadi daya tarik dan kepastian daripada investor untuk bisa masuk," ujar Arifin di kantornya beberapa waktu lalu.

Sejauh Mana Bauran EBT di Indonesia?

Berdasarkan pada laporan Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 Kementerian ESDM, realisasi saat ini masih jauh dari angka yang diharapkan. Pada 2022, bauran EBT baru berada di angka 14,11%. 

Sedangkan batu bara masih mendominasi energi nasional yakni 67,21%. Sementara itu gas dan BBM menyumbang masing-masing sebesar 15,96% dan 2,73%.

Adapun pemerintah resmi menerbitkan aturan mengenai percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik. Beleid itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 tahun 2022. Perpres ini menjawab persoalan mengenai tarif listrik EBT yang akan dijual ke PT PLN (Persero).

Menurut Arifin,  aturan tersebut masih mengharuskan pemerintah untuk membangun infrastruktur energi bersih.  Ke depannya, pihak swasta bisa terlibat membangun infrastruktur energi terbarukan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 06 Jul 2023 

Editor: admin

Related Stories