Potensi Penularan COVID-19 di Sumsel Masih Tinggi

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan, Yusri

PALEMBANG, WongKito.co - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan, Yusri mengungkapkan, penambahan kasus positif harian dalam beberapa hari ini cenderung menurun. Kendati begitu, kewaspadaan tetap harus ada, mengingat potensi penularan COVID-19 masih tinggi dan jumlah sampel di laboratorium belum stabil.

Potensi penularan tinggi ini didasarkan pada kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan. Menurut pihaknya, masih banyak masyarakat yang belum benar mengenakan masker. Ada yang bermasker tidak rapat dengan hidung terbuka, membawa masker tapi digantungkan di leher, bahkan tidak memakainya sama sekali di ruang publik.

“Seperti di pasar yang banyak kerumunan orang, ada saja penjual atau pembeli tidak pakai masker. Masker mungkin tidak nyaman, tapi itu memberi aman. Kami imbau pilihlah aman bermasker daripada nyaman tapi berisiko terinfeksi,” ujar Yusri melalui video conference dengan pers, Sabtu (30/5).

Ia juga berharap warga yang sudah dinyatakan positif, ODP, ataupun OTG dapat patuh pada protokol isolasi. Apabila mereka mampu disiplin selama masa isolasi mandiri maka kasus-kasus positif baru tidak akan banyak lagi. “Jika semua patuh pada protokol kesehatan, disiplin isolasi, bermasker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak tentu kasus menurun dan harapan pola hidup normal baru bisa terwujud,” tegasnya.

Tercatat, kasus positif baru pertanggal 30 Mei 2020 sebanyak 10 kasus, antara lain 1 kasus dari Palembang, 3 kasus dari Prabumulih, dan 6 kasus dari Ogan Ilir. Penambahan kasus baru ini menurun dari hari sebelumnya yang terdata sebanyak 12 kasus. Yusri kembali mengingatkan, meski menurun Sumsel tetap harus waspada karena sampel yang masih proses pemeriksaan di BBLK Palembang sebanyak 2.240 sampel.

Sebelumnya ia menyebutkan, indeks penularan atau reproduksi efektif (RT) virus corona di Sumsel berada di angka 0,9% atau masih di bawah 1 yang terbagi untuk kab/kota. Hal ini berarti belum dapat dipastikan kasus positif akan terus menurun, bisa jadi malah naik di atas 1 ketika Sumsel menerapkan normal baru. Salah satu faktor yang mempengaruh RT corona ini karena pemeriksaan sampel di laboratorium belum stabil.

“Jika angka pemeriksaan lab stabil, baru Sumsel bisa melihat angka kesembuhan dan memperkirakan kapan pandemi bisa berakhir,” terangnya. Dalam kesempatan itu diumumkan bahwa penambahan pasien sembuh pertanggal 30 Mei 2020 sebanyak 25 orang. Dengan demikian, total sembuh di Sumsel sudah 194 dari 963 kasus positif. (asv)

Bagikan

Related Stories