Ratusan Peserta BPJS Kesehatan kembali Pilih Turun Kelas

Suasana ruang tunggu BPJS Kesehatan

PALEMBANG, WongKito.co - Akibat kenaikan tarif BPJS kesehatan yang berlaku 1 Juli 2020, ratusan peserta asuransi kesehatan tersebut kembali memilih turun kelas karena keberatan untuk membayar lebih mahal.

 

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palembang, M Ichwansyah Gani mengatakan peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mendominasi pengajuan turun kelas dibandingkan dengan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari dana pemerintah daerah yang dibayar penuh APBD.

 

"Dari data tahun 2019, peserta mandiri di Palembang sebanyak 330 ribuan dan sedikitnya 400 peserta yang mengajukan turun kelas dari kelas II menjadi kelas III, mereka melapor ke kanal hotline 1500-400 dan mobile JKN. Tapi banyak juga yang memilih ke kantor," katanya, Kamis (16/7).

Menurutnya, sebagian peserta yang belum mengajukan turun kelas, kemungkinan masih menunggu kepastian pembayaran premi pada bulan selanjutnya.

 

"Minggu lalu per pertengahan Juni, kisaran 400 peserta turun kelas. Beda dengan Januari dan Februari yang sempat turun kelas 8.000 orang, sekarang belum banyak karena mereka masih menunggu kepastian, sehingga harus pilih turun kelas," ujarnya.

 

Selain pengajuan turun kelas, keperluan peserta melapor ke kantor juga dominan untuk mengurus asuransi kematian. Karena peserta yang rutin membayar premi bulanan, kemudian meninggal dunia. Keluarga dapat mengurus pengembalian jumlah premi menyeluruh.


"Anggota keluarga bisa bawa surat kematian dan datang ke kantor, namanya proses rekonsiliasi. Jadi kami mengembalikan iuran ke keluarganya pada premi bulan selanjutnya dengan jumlah yang sudah dibayar sejak awal," terangnya.

 

Dalam sehari, kunjungan peserta BPJS Kesehatan yang akan melapor keluhan hingga pembayaran premi bulanan ke kantor biasanya mencapai 500 orang. Namun karena kondisi tidak memungkinkan untuk displin jaga jarak, dan pihaknya juga membatasi pengunjung.

 

"Tidak semua peserta datang untuk mengurus turun kelas ke kantor, tapi untuk pengajuan turun kelas kita batasi kunjungan, maksudnya yang ada keperluan sehari hanya kami batasi 200 orang saja, dan ini jadi alasan mungkin kenapa turun kelas tidak terlalu banyak," tutupnya. (Cha)18:31 16/07/2020

Bagikan

Related Stories