Ragam
Reaksi Pasar Uni Eropa Langsung Cerah, Tarif Dipangkas Jadi 15 Persen
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan perdagangan yang menghindarkan kedua belah pihak dari kemungkinan perang dagang besar. Dalam perjanjian yang diumumkan pada Minggu, 28 Juli 2025, kedua kekuatan ekonomi sepakat pada skema tarif baru yang lebih moderat dibanding ancaman sebelumnya.
AS akan memberlakukan tarif impor sebesar 15% terhadap sebagian besar barang dari Uni Eropa, angka yang lebih rendah dari ancaman sebelumnya sebesar 30%, namun tetap lebih tinggi dari ekspektasi pihak Eropa.
Kesepakatan ini mencakup hampir sepertiga dari perdagangan global dan dianggap sebagai langkah kompromi untuk menghindari eskalasi konflik yang berpotensi memperburuk perlambatan ekonomi dunia.
Baca juga:
- Begini Resep Bolu Karamel Roti Tawar yang Enak
- AMSI Sumsel: Terima DPD PJS Bahas UKW hingga Konstituen Dewan Pers
- KAI Divre III Palembang Datangkan 60 Gerbong Baru untuk Angkutan Batu Bara
Reaksi Pemimpin Eropa
Reaksi dari Eropa menggambarkan perasaan campur aduk. Perdana Menteri Belgia Bart De Wever menyatakan kesepakatan ini adalah "momen melegakan, bukan perayaan", mencerminkan suasana hati para pemimpin Eropa yang meskipun merasa terpaksa menerima kesepakatan, menganggapnya sebagai pilihan paling rasional untuk saat ini.
Kanselir Jerman Friedrich Merz menyambut positif hasil negosiasi ini, mengingat Jerman adalah eksportir terbesar di Eropa yang sangat rentan terhadap dampak perang dagang, khususnya di sektor otomotif.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut Trump sebagai negosiator tangguh dan menyatakan bahwa kesepakatan ini adalah hasil terbaik yang bisa diraih oleh Uni Eropa dalam situasi saat ini.
Di sisi lain, Prancis menyuarakan kritik terhadap ketimpangan isi kesepakatan, meskipun tetap mengakui ada beberapa keuntungan, seperti peluang pengecualian tarif untuk komoditas ekspor unggulan seperti wine dan champagne.
Respons Pasar
Pasar keuangan Eropa langsung merespons positif kabar ini. Indeks STOXX 600 melonjak ke level tertingginya dalam empat bulan terakhir, sementara saham perusahaan besar seperti Stellantis, Valeo, dan Merck KGaA masing-masing mengalami kenaikan tajam.
Nilai tukar euro juga menguat terhadap dolar AS, sementara harga minyak naik karena menurunnya ketidakpastian global. Optimisme pasar ini mencerminkan harapan bahwa stabilitas ekonomi akan pulih meski belum sepenuhnya terjamin.
Namun, di balik euforia awal, masih terdapat berbagai tantangan yang membayangi pelaksanaan kesepakatan ini. Uni Eropa telah berjanji untuk melakukan investasi strategis senilai US$750 miliar di sektor energi Amerika, termasuk dalam bentuk pembelian gas alam cair (LNG), minyak, dan bahan bakar nuklir.
Meski demikian, kapasitas produksi AS saat ini dinilai belum tentu mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar tersebut. Selain itu, banyak detail dari kesepakatan ini yang masih belum jelas, terutama menyangkut bentuk dan mekanisme investasi Eropa di AS. Proses negosiasi lanjutan diperkirakan akan berlangsung berbulan-bulan sebelum seluruh poin dalam kesepakatan bisa benar-benar diimplementasikan.
Sejumlah analis memberikan pandangan hati-hati atas hasil kesepakatan ini. Mohit Kumar dari Jefferies menilai bahwa tarif 15% masih lebih baik daripada skenario terburuk yang dikhawatirkan pasar.
Rodrigo Catril dari National Australia Bank menambahkan bahwa kesepakatan ini memberikan kejelasan yang sangat dibutuhkan oleh investor global, yang selama beberapa bulan terakhir dihantui ketidakpastian.
Di sisi lain, Asosiasi Industri Kimia Jerman (VCI) memperingatkan bahwa meski perang dagang besar dapat dihindari, kedua pihak tetap harus menanggung beban ekonomi yang cukup tinggi akibat tarif yang masih diterapkan.
Secara keseluruhan, kesepakatan ini menjadi titik terang sementara dalam hubungan ekonomi transatlantik yang sempat menegang. Namun, dengan ketidakseimbangan kepentingan, rincian yang belum final, dan potensi ancaman tarif baru di masa mendatang, banyak pihak menilai ini belum bisa disebut sebagai penyelesaian permanen.
Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah apakah Uni Eropa dapat memenuhi komitmennya dalam berinvestasi secara besar-besaran di AS, serta apakah Presiden Trump akan konsisten dengan pendekatan damai ini atau kembali memunculkan tekanan tarif baru saat tensi memanas.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 29 Jul 2025