Rekomendasi Tetap Strong Buy, Shutdown AS Bikin Emas Bersinar

Karyawati menunjukkan emas batangan 24 Karat di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa, 13 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA – Harga emas dunia mencetak rekor baru dengan menembus level US$3.900 per ons untuk pertama kalinya pada Senin, 6 Oktober 2025. Lonjakan ini dipicu oleh ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS) akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang berkepanjangan, memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

Mengutip Investing, harga emas naik 1,11% atau US$42,98 ke posisi US$3.932 per ons pada pukul 10.45 WIB, dari penutupan sebelumnya. Berdasarkan riset Daily Market Update Treasury (6/10), rekomendasi investasi terhadap emas tetap berada di posisi Strong Buy.

Kenaikan harga emas global juga didorong oleh penundaan rilis data ekonomi penting AS akibat shutdown, yang semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada Oktober mendatang. Secara historis, kebijakan suku bunga yang lebih rendah menjadi katalis positif bagi pergerakan harga emas.

Harga emas di pasar domestik turut terkerek naik 0,94% menjadi Rp2.163.178 per gram, seiring pelemahan dolar AS dan potensi pelonggaran kebijakan moneter global. Secara bulanan, harga emas dalam negeri naik 9,82%, dan sudah melonjak 44% sejak awal tahun (year to date/YTD) per 6 Oktober 2025.

Grafik: Pergerakan Harga Emas (6/10/2025)

Illustration

Sumber: Investing

Prospek dan Rekomendasi Investasi

Bank investasi global UBS memproyeksikan harga emas dunia berpotensi menyentuh US$4.200 per ons dalam beberapa bulan mendatang, seiring tren suku bunga turun dan pelemahan dolar AS. Tim analis Treasury pun tetap merekomendasikan posisi Strong Buy bagi semua profil investor — baik konservatif, moderat, maupun agresif.

Menurut Andy Nugraha, Analis Dupoin Futures Indonesia, tren teknikal emas masih menunjukkan arah bullish dengan momentum positif yang didukung indikator Moving Average dan formasi candlestick. Ia memperkirakan emas berpotensi menguji level US$3.950 per ons, dengan support penting di US$3.876 per ons jika terjadi koreksi.

“Secara keseluruhan, prospek emas masih bullish. Selama harga mampu bertahan di atas US$3.876, peluang menuju US$3.950 bahkan lebih tinggi tetap terbuka,” jelas Andy.

Ia menambahkan, pasar kini memperkirakan pemangkasan Fed Rate sebesar 25 basis poin pada rapat Oktober 2025 dan total 47 bps hingga akhir tahun, yang berpotensi menekan dolar AS sekaligus memperkuat daya tarik emas. Meski ada potensi profit taking setelah reli delapan pekan, Andy menilai koreksi yang terjadi justru menjadi momentum buy on dip di tengah ketidakpastian fiskal dan geopolitik global.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Ananda Astri Dianka pada 06 Oct 2025 

Bagikan

Related Stories