Rektor UIN Palembang Hadiri Dialog Bersama Menteri Nadiem dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia

Rektor UIN Palembang Hadiri Dialog Bersama Menteri Nadiem dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Hunas UIN Raden Fatah Palembang)

JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof Nyayu Khodijah menghadiri dialog bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan dilanjutkan dengan rapat musyawarah anggota Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) periode 2022-2024, di Jakarta Pusat, Jumat (18/10/24).

Sebanyak 26 Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) se-Indonesia. Agenda utama adalah dialog antara Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesiadan dilanjutkan dengan rapat musyawarah anggota MRPTNI terkait penetapan masa kerja kepengurusan MRPTNI periode 2022-2024.

Lalu, disampaikan pula laporan pelaksanaan dan evaluasi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2024 oleh Ketua Umum SNPMB dan Ketua MRPTNI.

Baca Juga:

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim memberikan sambutan serta arahan dalam pertemuan tersebut.

Salah satu momen penting lainnya adalah penyerahan buku laporan pelaksanaan SNPMB 2024 kepada Mendikbudristek sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi atas pelaksanaan seleksi tersebut.

Dalam rapat musyawarah tersebut, beberapa poin penting dihasilkan, termasuk evaluasi pola baru SNPMB 2023 dan 2024 yang dinilai mendorong inklusivitas, dengan peningkatan jumlah siswa dari keluarga dan sekolah dengan status sosial ekonomi rendah yang diterima di program studi kompetitif.

Selain itu, terdapat peningkatan jumlah siswa yang diterima lintas jurusan. Namun, tantangan masih muncul terkait persiapan pengetahuan dasar oleh perguruan tinggi.

Selain itu, SNPMB 2024 dengan empat pilihan program studi juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pendaftar politeknik serta peningkatan angka daftar ulang di politeknik. Namun demikian, isu terkait pemenuhan daya tampung belum sepenuhnya terjawab, khususnya dengan adanya pola pembatasan bagi peserta yang telah diterima melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dan tidak dapat mengikuti jalur mandiri.

Tantangan lain yang diidentifikasi adalah validasi dan kualitas nilai rapor siswa, di mana Panitia SNPMB merekomendasikan penerapan sistem pendataan nilai rapor yang lebih real-time melalui integrasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti).

Kemudian, terdapat ketidaksinkronan antara kuota penerima KIP Kuliah di PTN dengan pola pelamar KIP Kuliah, di mana mayoritas pelamar memilih program studi non-kompetitif sehingga jumlah penerima melebihi kuota yang tersedia.

Hal ini menyulitkan PTN dalam menyeleksi penerima KIP Kuliah, sehingga diperlukan mekanisme yang lebih menjamin pelamar KIP Kuliah yang diterima SNPMB memperoleh kuota tersebut.

Baca Juga:

 

Dalam waktu yang berbeda, Rektor UIN Raden Fatah juga menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan acara ini. Menurut Nyayu Khodijah, dengan hasil-hasil tersebut, rapat musyawarah MRPTNI menekankan perlunya penyesuaian dalam mekanisme penerimaan mahasiswa di masa mendatang.

"Dengan hasil rapat musyawarah MRPTNI ini, menekankan perlunya penyesuaian dalam mekanisme penerimaan mahasiswa di masa mendatang guna memastikan inklusivitas, validasi data yang lebih baik, serta keselarasan antara penerima KIP Kuliah dan kuota yang tersedia di perguruan tinggi," katanya.(*)


Related Stories