RI Gaet Jepang Fokus Kembangkan EBT hingga Bangun IKN

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dengan JAPINDA (Ekon.go.id)

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, saat ini Indonesia menggandeng Jepang untuk fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan berkontribusi sebesar 23% dari total sumber energi di 2025.

Adapun percepatan transformasi energi dilakukan dengan pengurangan emisi karbon di pembangkit listrik Indonesia sebesar 10,37 juta ton atau lebih dari dua kali lipat target pengurangannya di tahun 2021.

Hal itu dibuktikan saat Airlangga Hartarto menerima kunjungan kerja Presiden Japan-Indonesia Association (JAPINDA) Yasuo Fukuda di Jakarta, pada Jumat, 2 Desember 2022. 

Baca Juga :

Dalam pertemuan tersebut, dilakukan pembahasan mengenai kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang, serta isu terkait pengurangan emisi karbon, konservasi lingkungan, kerja sama pengembangan electric vehicle (EV), serta kerja sama bidang infrastrukur.

"Jepang dan Indonesia telah sepakat menjalin kerja sama untuk mewujudkan mitigasi perubahan iklim melalui program Asia Zero Emission Community (AZEC) dan Just Energy Transition Partnership (JETP)," ungkap Airlangga dalam rilis resmi, pada Minggu, 4 Desember 2022.

Kerja sama tersebut adalah kesepakatan kedua negara dalam pertemuan bilateral yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20, di Bali pada pertengahan November lalu.

Selain itu, Indonesia dan Jepang juga akan mengembangkan kerja sama pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pengendalian perubahan iklim. 

Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah korektif untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan. Adapun potensi energi baru terbarukan terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia yaitu potensi tenaga air, hidrogen, surya, angin, dan potensi energi laut.

Di sisi lain, Menko Airlangga juga menyampaikan peluang kerja sama dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sektor pembangunan IKN yang dibuka untuk investasi dari luar negeri antara lain utnuk fasilitas perumaha, perkantoran, kesehatan, dan pendidikan. 

Seperti yang diketahui, Jepang memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan smart city yang dapat dijadikan model dalam pembangunan IKN ke depannya.

Lebih lanjut, JAPINDA juga menyampaikan saat ini terdapat kekurangan tenaga kerja ahli di Jepang dikarenakan menuanya populasi Jepang. 

Sementara itu, Indonesia memiliki potensi tenaga kerja ahli yang besar, sehingga JAPINDA mengusulkan adanya kerja sama pengiriman tenaga kerja ahli Indonesia ke Jepang.

Menanggapi hal tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa keberadaan demand and supply tenaga kerja ahli itu dapat difasilitasi dengan pengiriman tenaga kerja magang dari Indonesia ke Jepang. 

Dimana tenaga kerja lulusan internship Jepang tersebut setelahnya dapat bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia dalam mempercepat adopsi teknologi dan transformasi industri dalam negeri Indonesia.

Sebagai informasi, total nilai perdagangan Indonesia dengan Jepang pada tahun 2021 mencapai US$32,5 miliar atau meningkat sekitar 36% dari 2020 yang sebesar US$23,8 miliar.

Sementara untuk total perdagangan Januari-September 2022 sekitar US$31,2 miliar atau tumbuh 34,5% dari periode sama di 2021. Sedangkan realisasi investasi dari Jepang pada 2021 sebesar US$2,3 miliar atau menurun 13% dibandingkan tahun lalu yakni US$2,6 miliar. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Feby Dwi Andrian pada 04 Dec 2022 

Bagikan

Related Stories