Riset BSI: Hanya 15,6 Persen Masyarakat Indonesia yang tak Konsumtif Selama Ramadan

Suasana buka bersama pada salah satu restoran di Palembang (Foto WongKito.co/Nila Ertina FM)

JAKARTA - Riset BSI Institute menunjukan Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat pengeluaran terbesar selama bulan Ramadan tahun ini. Rata-rata pengeluaran selama Ramadan di Jakarta diketahui menembus Rp5,05 juta per orang. Selain itu, sekitar 84,4% warga diketahui mengalami peningkatan pengeluaran selama Ramadan atau hanya 15,6 persen masyarakat yang tak konsumtif.

Senior Quantitative Analyst BSI Institute Fatiya Rumi Humaira mengatakan rata-rata pengeluaran per individu selama Ramadan meningkat Rp1,20 juta dari biasanya. Jumlah itu hampir setara dengan tingkat Upah Minimum Regional (UMR). 

“Jika membandingkan kenaikan pengeluaran Ramadan di tingkat individu, Jakarta memimpin peningkatan konsumerisme-altruisme tertinggi. Hal ini disebabkan baseline tingkat pengeluaran di provinsi tersebut yang sudah tinggi, bahkan di bulan selain Ramadan,” ujar Fatiya dalam risetnya yang dirili pada, Selasa (9/4/2024).

Baca Juga: 

Adapun provinsi dengan peningkatan pengeluaran terbesar kedua selama Ramadan adalah Kepulauan Riau yang meningkat Rp1,03 juta. Selanjutnya ada Kalimantan Timur Rp950 ribu, dan Kepulauan Bangka Belitung Rp940 ribu. 

Fatiya mengatakan sebanyak 84,4% masyarakat melaporkan pengeluaran yang lebih besar selama Ramadan. “Secara umum, rata-rata kenaikan nominal pengeluaran bulanan adalah 33% lebih besar dibandingkan bulan lainnya,” imbuh dia. 

Pihaknya menjelaskan tingginya konsumsi selama Ramadan direfleksikan dalam proporsi masyarakat yang berbelanja selama bulan suci yaitu sebesar 66,1%. Adapun proporsi yang berbelanja saat hari raya hanya 0,9%. 

Di tengah peningkatan konsumsi tersebut, alokasi untuk aktivitas ekonomi yang bersifat altruisme cukup tinggi. Kalkulasi BSI, sebanyak 21% masyarakat memberi hampers atau gift kepada kerabat atau saudara selama periode Ramadhan Idul Fitri. “Rata-rata biaya hampers/gift adalah sebesar Rp 365.350,” ujar Fatiya.

Altruisme adalah sifat yang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain. Peningkatan juga terjadi pada konsumsi alat kebersihan, yakni 70% masyarakat membersihkan rumah menjelang puasa. 

Baca Juga: 

Lebih lanjut, total potensi perputaran ekonomi dari biaya perjalanan mudik Lebaran 2024 mencapai Rp30,42 triliun. Nilai itu berlaku secara nasional dari akumulasi di berbagai daerah. Namun secara umum, hanya 18,4% masyarakat yang mengeluarkan uang untuk jalan-jalan atau travelling selama Ramadan. 

Perputaran ekonomi dari biaya mudik ini meningkat dua kali lipat menjelang akhir Ramadan, yakni 36,8%. “Rata-rata biaya perjalanan mudik nasional adalah Rp 591.150,” demikian hasil riset BSI Institute. 

Secara metode perjalanan publik, masyarakat sebagian besar mudik dengan mobil pribadi (47%) mudik. Adapun 32% dengan motor pribadi, 25% dengan bis/travel, 19% dengan kendaraan sewa, 19% dengan kereta, 12% dengan pesawat, dan 6% dengan kapal.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 09 Apr 2024 


Related Stories