Ekonomi dan UMKM
Rupiah Dibuka Menguat, China Keluarkan Sinyal Pelonggaran Pembatasan Aktivitas
JAKARTA - Nilai kurs rupiah diprediksi menguat setelah China mengeluarkan sinyal akan melonggarkan pembatasan aktivitas akibat kasus COVID-19.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 9 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat 40,5 poin di posisi Rp15.580 perdolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 8 Desember 2022, nilai kurs rupiah ditutup menguat 16 poin di level Rp15.620,5 perdolar AS.
Baca Juga :
- Kalbe Farma (KLBF) Dirikan Anak Perusahaan Baru di Cina
- Bikin Minuman Telang Lemon Madu, Buat Jaga Imun Tubuh Yuk!
- Dewan Pers: UU KUHP Mengancam Kemerdekaan Pers dan Demokrasi, Ini 17 Pasal Bermasalah
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan menguat karena adanya indikasi pelonggaran pembatasan di China seperti yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Li Keqiang.
"Pasar menyambut indikasi perubahan kebijakan COVID di China seperti yang diungkapkan Perdana Menteri China Li Keqiang dalam pertemuannya dengan kepala organisasi global hari Kamis kemarin," ujar Arison kepada TrenAsia, Jumat, 9 Desember 2022.
Dalam pertemuan itu, Keqiang berbicara dengan tiga pimpinan dari organisasi internasional, yaitu Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan World Trade Organization (WTO).
Kepada mereka, Keqiang menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan akan menningkat karena pemerintah menerapkan langkah-langkah penyesuaian dalam pembatasan yang mereka berlakukan.
Pernyataan Keqiang pun menjadi sentimen positif bagi aset-aset berisiko, termasuk rupiah, karena tumbuhnya harapan bahwa mobilitas masyarakat China akan memulih dan kinerja ekonomi pun akan terdongkrak.
Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp15.580 perdolar AS dengan potensi support di sekitar Rp15.650 perdolar AS.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 09 Dec 2022