Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, BI Tahan Suku Bunga di 6,25 Persen

Karyawan memindahkan tumpukan uang rupiah di cash pooling Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20—21 Agustus 2024. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keputusan tersebut dalam konferensi pers usai RDG pada Rabu, 21 Agustus 2024. "Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20 dan 21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25%," ujar Perry dalam keterangannya.

Selain itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap di angka 5,50% dan Lending Facility tetap di 7,00%. “Ini sejalan dengan kebijakan moneter pro-stabilitas, yang bertujuan untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah, serta langkah pre-emptive dan forward looking guna memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5±1% pada 2024 dan 2025,” katanya.

Baca juga:

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu 21 Agustus 2024, melemah 0,41%  ke posisi Rp15.499 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada saat yang sama, indeks dolar AS tercatat menguat 0,11% ke level 101,415.

Sementara itu, mata uang di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,54%, Baht Thailand melemah 0,34%, dolar Taiwan turun tipis 0,01%, rupee India melemah 0,17%, won Korea merosot 0,62%, yuan China turun 0,07%, dolar Hong Kong melemah 0,04%, dan dolar Singapura turun 0,20%. Di sisi lain, peso Filipina dan ringgit Malaysia mencatat penguatan masing-masing sebesar 0,12% dan 0,11%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 64 poin, meskipun sebelumnya sempat menguat 8 poin, berada di level Rp15.499,5 dari penutupan sebelumnya di Rp15.435,5 per dolar AS. 

"Untuk perdagangan besok, 22 Agustus 2024, kami memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi diperkirakan akan ditutup menguat di rentang Rp15.440-Rp15.550 per dolar AS," tulisnya dalam keterangan resmi.

Dia juga menyoroti bahwa ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang mengkhawatirkan berpotensi menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah, meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat.

Menurutnya, perlambatan ekonomi global dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, yang pada gilirannya meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal.

Prediksi Analis

Di sisi lain, dua ekonom, Rully Arya Wisnubroto dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan Kai Wei Ang dari Bank of America NA, memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6%. 

Rully menjadi ekonom pertama yang memprediksi pemangkasan suku bunga bulan ini sejak 14 Agustus 2024. Sedangkan Ang memberikan estimasinya pada 18 Agustus 2024, hanya tiga hari sebelum hasil RDG diumumkan.

Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede melihat adanya peluang bagi BI untuk menurunkan suku bunga, namun ia yakin BI tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan tersebut, terutama mengingat kondisi global. 

"Kami memperkirakan bahwa BI tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga," katanya pada Selasa, 20 Agustus 2024. 

Josua menambahkan, ketidakpastian global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan prospek ekonomi global yang masih mengkhawatirkan menjadi risiko bagi pergerakan rupiah, meskipun ekonomi domestik Indonesia cukup kuat.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 21 Aug 2024 

Bagikan

Related Stories