Rupiah Kembali Melemah, Dampak Kenaikan Inflasi Global dan PPKM

Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (Foto: Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) diperkirakan masih akan mengalami tekanan pelemahan harga terhadap dolar AS (Amerika Serikat) pada perdagangan Selasa, 8 Februari 2022, di kisaran Rp14.420 - Rp 14.380 per dola AS.

Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan, adanya berbagai katalis negatif yang berdampak pada penekanan nilai rupiah pada perdagangan hari ini.

"Faktor yang menjadi penekan rupiah masih sama yaitu kenaikan inflasi global, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank sentral AS, tren kenaikan harga minyak mentah yang memberikan dorongan tambahan kenaikan inflasi dan penurunan surplus neraca perdagangan Indonesia," ujar Ariston pada TrenAsia.com, Selasa, 8 Februari 2022.

Baca Juga :

Seperti yang diketahui, harga minyak global saat ini mendekati US$100 per barel, hal ini memberikan pengaruh terhadap potensi penurunan nilai rupiah.

Selain itu, gelombang tinggi penyebaran COVID19 yang masih terus bergejolak di tanah air, memicu pengetatan dan pembatasan aktvitas ekonomi di dalam negri, hal ini beresiko terhadap lemahnya nilai kurs rupiah.

Seperti yang diketahui, Pemerintah melalui kementrian dalam negri telah mengumumkan pemberlakuan PPKM di sejumlah wilayan pulau Jawa dan Bali, yang akan berlaku secara efektif hingga 14 Februari 2022 mendatang.

Di sisi lain, Sentimen positif pasar saham yang berhasil mencetak rekor tertingginya pada perdagangan Senin, 7 Februari 2022 kemarin, dapat menjaga pelemahan nilai rupiah yang tidak terlalu dalam. Pelaku pasar juga optimis dengan pemulihan ekonomi di tengah pandemi dengan membaiknya pendapatan perusahaan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 08 Feb 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories