Ekonomi dan UMKM
RUPST Perdana, Surge Absen Pembagian Dividen 2020
JAKARTA, WongKito.co - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Solusi Sinergi Digital Tbk (IDX: WIFI) atau Surge menetapkan bahwa seluruh laba bersih tahun buku 2020 ditetapkan sebagai cadangan wajib.
“Perseroan tidak melakukan pembagian dividen untuk tahun buku 2020 demi mewujudkan strategi pengembangan bisnis tahun 2021,” ungkap CEO Surge, Hermansjah Haryono, dilansir dari Jogjaaja.com, jaringan WongKito.co, Senin (14/6).
Dia menjelaskan, pada awal tahun 2021 Surge terus jawab kebutuhan dan menciptakan peluang lebih besar bagi para pelaku usaha dengan hadirkan solusi digital untuk kebutuhan harian (daily needs), layanan media dan hiburan (media and entertainment), dan infrastruktur konektivitas (connectivity).
Pada RUPST pertama sejak melantai di Bursa Efek Indonesia di akhir tahun 2020 lalu, Surge mengumumkan pertumbuhan positif, dimana perseroan membukukan Operating Profit sebesar Rp13,8 miliar atau bertumbuh 20,1% dari periode yang sama di tahun sebelumnya (YoY).
Diumumkan juga terjadi peningkatan pendapatan Perseroan, yang bertumbuh sebesar 29.68% menjadi Rp47,5 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp36,6 miliar.
Pertumbuhan positif Surge salah satunya ditunjang oleh perubahan rutinitas maupun budaya konsumsi masyarakat yang mulai berubah, dari yang semula serba offline menjadi serba online. Dalam kurun 2020 hingga saat ini, masyarakat Indonesia terus menyesuaikan diri dalam transformasi digital, dan semakin membutuhkan digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan.
Di sisi lain, entrepreneurship, startup dan inisiatif digital akan terus tumbuh dan berkembang karena semua pelaku industri dituntut untuk dapat beradaptasi dan terus mengembangkan bisnis sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini kemudian mendorong lahirnya peluang dan potensi baru, terutama bagi Surge yang merupakan solusi-preneur atau enabler dari transformasi digital di Indonesia.
Hermansjah menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan investor, shareholder, dan masyarakat hingga Surge dapat mencapai target di tahun 2020. Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kesehatan dan perekonomian, tetapi perseroan dapat melaluinya dengan baik, bahkan tahun tersebut dapat kami akhiri dengan go public.
Keyakinan Surge bisa go public sangatlah beralasan selain karena peluang bisnisnya sangat menguntungkan publik, SDM Surge pun terdiri dari orang-orang yang berpengalaman di bidang IT dan telekomunikasi.
"Kami berhasil melaluinya dengan mencatatkan pertumbuhan positif lewat berbagai inisiatif, seperti misalnya pengembangan sejumlah aplikasi digital dan pengembangan jaringan Fiber Optic (FO). Di tahun ini, kami optimis mencatatkan pertumbuhan bisnis positif dibandingkan tahun lalu, terutama dengan adanya beberapa kerja sama dengan berbagai partner baru untuk meningkatkan digitalisasi di bidang layanan kesehatan, retail, dan lainnya.”
Selain agenda pengesahan Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2020, Surge juga melaporkan telah menggunakan Rp 65.400.967.975 atau sebesar 78.82% dari dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) yang berjumlah sebesar Rp82.975.846.000 setelah dikurangi biaya-biaya umum.
Dana ini digunakan sebagai modal kerja perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk biaya pembayaran sewa space iklan, perlengkapan penunjang usaha periklanan, dan overhead cost.
“Tantangan Indonesia di tahun ini masih seputar pada turunnya daya beli masyarakat. Di sisi lain kami juga melihat peluang di bidang periklanan mengarah positif karena para pelaku usaha sudah memulai kembali aktif untuk memasarkan produk/layanan mereka di ranah digital," tambah Hermansjah.
Pencapaian tersebut tentunya tidak terlepas dari kontribusi tiga lini bisnis utama Surge, yakni periklanan digital, pengembangan aplikasi, dan infrastruktur jaringan. Dengan pemulihan ekonomi yang secara gencar terus digalakkan, kami optimis tahun ini akan lebih baik. ” lanjutnya. (*)