GayaKito
Sejauh Mata Memandang: Inspirasi Ekonomi Sirkular Melawan Limbah Tekstil
JAKARTA, WongKito.co – Di tengah gempuran tren fast fashion, merek lokal Sejauh Mata Memandang (SMM) hadir sebagai contoh nyata fesyen yang etis dan berkelanjutan (sustainable fashion) dapat menjadi model bisnis yang menguntungkan dan relevan bagi generasi muda.
Didirikan Chitra Subyakto, brand ini konsisten mengintegrasikan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui praktik upcycling dan pemberdayaan perajin lokal. Sebagai informasi, Sejauh Mata Memandang merupakan label tekstil yang berkomitmen untuk masa depan.
Brand ini dorong oleh nilai-nilai inti, dan fokus pada pencegahan limbah dan pengurangan dampak lingkungan dengan mengikuti prinsip-prinsip sirkularitas. Pendekatan ini mampu menciptakan siklus berkelanjutan, yang di mana semua bahan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Sejauh Mata Memandang berkomitmen pada transparansi dan tanggung jawab dengan memahami asal-usul bahan, komposisi, keterlibatan pengrajin, dan jejak lingkungan secara keseluruhan. Setiap produknya dirancang agar dapat digunakan kembali, diperbaiki, terurai, dan didaur ulang, dengan tetap mempertahankan keindahannya.
Melawan Limbah dengan Upcycling
Kontribusi utama Sejauh Mata Memandang terhadap ekonomi sirkular adalah upaya maksimal dalam mengurangi limbah tekstil. Alih-alih membuang sisa kain dari produksi sebelumnya, produk ini secara aktif mengolahnya menjadi produk baru yang bernilai jual tinggi.
- Intip Yuk 6 Manfaat Makanan Kukusan untuk Kesehatan
- Sikap AJI Terkait Maraknya Pemberitaan Diskriminatif Terhadap Minoritas Gender dan Seksual di Lombok, Simak Yuk!
- Cek 7 Kebiasaan Buruk yang Tanpa Sadar dapat Merusak Frugal Living
Praktik upcycling ini, menghasilkan koleksi limited edition yang bernilai tinggi seperti tas, masker, atau aksesoris patchwork. Produk ini tidak hanya menarik konsumen yang sadar lingkungan, tetapi juga memaksimalkan efisiensi material.
Etika Produksi dan Dukungan Komunitas
Selain aspek lingkungan, komponen ESG yang diterapkan dalam brand Sejauh Mata Memandang ini dikenal luas karena kemitraan erat dengan perajin lokal di berbagai daerah Indonesia.
Melalui kemitraan ini, brand tersebut tidak hanya melestarikan teknik kerajinan tradisional seperti batik dan tenun, tetapi juga menjamin rantai pasok yang adil serta transparan.

Langkah ini menjadi jawaban atas tuntutan konsumen muda yang semakin kritis terhadap etika kerja dan dampak sosial dari produk yang mereka beli. Pola kemitraan yang transparan dan adil ini memastikan pendapatan yang stabil bagi perajin.
Secara langsung, hal ini mampu mendukung kesejahteraan ekonomi lokal dan pelestarian teknik tradisional seperti batik dan tenun. Brand ini mampu menjawab tuntutan para konsumen muda yang semakin kritis terhadap kondisi kerja dan dampak sosial dari produk yang mereka beli.
Edukasi dan Penguatan Pasar Berkelanjutan
Model bisnis yang diterapkan oleh brand ini tidak berhenti pada penjualan. Mereka aktif mengedukasi publik tentang slow fashion dan dampak buruk dari fast fashion.
- Mahasiswa UIN Raden Fatah: Maknai Hari Pahlawan Sebagai Momentum Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme dan Kepedulian Sosial
- BLTS Kesra Tahap 1 Rp4,4 Triliun Disalurkan BRI, Bantu Ringankan Beban 4,9 Juta Keluarga
- Intip Yuk Perjalanan Karier Ji Chang Wook, Bintangi The Manipulated
Instalasi seni dan pameran edukatif yang mereka lakukan, berfungsi menciptakan kesadaran konsumen serta mendorong permintaan pasar yang terdidik.
Kehadiran brand seperti Sejauh Mata Memandang ini membuktikan bahwa kualitas, etika, dan cerita produk adalah hal yang dicari oleh generasi muda. Hal ini memperkuat pasar berkelanjutan, menegaskan bahwa tanggung jawab lingkungan dan sosial telah menjadi faktor kompetitif utama, serta motor pertumbuhan baru bagi industri fesyen Indonesia.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com, jejaring media WongKito.co, pada 16 November 2025.

