Selama 2023 Kapitalisasi Pasar Aset Kripto Melonjak 108 Persen

Ilustrasi Aset Kripto (TrenAsia/M. Faiz Amali)

JAKARTA - Kapitalisasi pasar ekosistem aset kripto mengalami lonjakan yang signifikan sepanjang tahun 2023, meningkat sebanyak 108% dari awal tahun yang tercatat sebesar US$832 miliar (Rp13,03 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp15.628 per-dolar Amerika Serikat/AS). 

Pertumbuhan paling mencolok terjadi pada kuartal keempat, di mana optimisme seputar persetujuan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin memberikan dorongan kuat, mengakibatkan peningkatan kapitalisasi pasar sebesar 55%. 

Dengan demikian, total kapitalisasi pasar mencapai lebih dari US$1,7 triliun (Rp26,62 kuadriliun), melampaui dua kali lipat dari angka awal tahun.

Bitcoin (BTC), sebagai aset kripto utama, memainkan peran penting dalam kenaikan ini. BTC mengalami lonjakan impresif dari US$27.000 (Rp422,06 juta) hingga mencapai US$42.000 (Rp656,73 juta) di kuartal IV mencatat pertumbuhan sebesar 155% sepanjang tahun.

Baca juga:

CoinGecko mencatat bahwa BTC mengalami kenaikan yang signifikan di kuartal I dengan pertumbuhan sebesar 72,4%, diikuti oleh lonjakan lainnya di kuartal II. 

Meskipun mengalami penurunan sebesar 11,5% di kuartal III, BTC kembali mengalami kenaikan di kuartal IV. Volume perdagangan BTC juga menunjukkan tren positif, meningkat sebesar 64,3% quarter-on-quarter (qoq) di kuartal IV menjadi US$18,0 miliar (Rp281,15 triliun).

Selain Bitcoin, aset kripto lainnya seperti Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) juga mencatatkan kinerja yang mengesankan. ETH berhasil meraih keuntungan sebesar 90,5%, menutup tahun pada angka US$2.294 (Rp35,8 juta). Sementara itu, SOL melonjak lebih dari 900%, mengakhiri tahun dengan nilai US$103 (Rp1,6 juta).

Volume perdagangan kripto secara keseluruhan mencapai US$36,6 triliun (Rp571,46 kuadriliun) pada tahun 2023, dan pertumbuhan paling mencolok terjadi pada kuartal dengan kenaikan sebesar 53,1%. 

Meskipun terdapat hambatan regulasi dari crypto exchange terbesar, Binance, dan kasus FTX pada tahun sebelumnya, Centralized Exchanges (CEX) mendominasi volume perdagangan.

Sementara itu, volume perdagangan Non-Fungible Token (NFT) mengalami penurunan signifikan, mencapai kurang dari setengah dari angka tahun 2022. Volume 10 rantai teratas NFT hanya mencapai US$11,8 miliar (Rp184,29 triliun), jauh di bawah volume tahun sebelumnya yang mencapai US$26,3 miliar (Rp411,3 triliun).

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 22 Jan 2024 

Bagikan

Related Stories