Simak inilah Skema Subsidi Energi di Era Prabowo akan Diubah jadi BLT

Ilustrasi SPBU (Dok WK)

JAKARTA - Pergantian kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto semakin dekat, serangkaian kebijakan baru sedang disiapkan. Termasuk kemungkinan mengubah skema subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT), kata Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Burhanuddin Abdullah . 

Dengan skema subsidi energi diubah menjadi bantuan langsung tunai ke orang berarti  tidak lagi ke komoditi atau barang.

"Ada beberapa program kartu, seperti PKH Indonesia pintar dan program subsidi energi yang akan disempurnakan oleh pemerintahan yang baru," katanya di acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025 dilansir pada Kamis (26/9/2024).

Baca Juga:

Burhanuddin menyebutkan, saat ini tim Prabowo-Gibran Tengah memperbaiki data agar penerima manfaat BLT ini dapat sesuai dengan sasaran. Yakni masyarakat yang membutuhkan atau menengah ke bawah.

Eks Gubernur Bank Indonesia ini sudah menilai bahwa skema subsidi energi saat ini sasaran pasalnya penikmatnya bukan masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan. Hal ini diperkuat dengan kunjungannya ke salah satu daerah Solo yang ditemukan bahwa masyarakat miskin tersebut tidak menikmati subsidi listrik dan BBM. Padahal mereka adalah salah satu kategori masyarakat yang membutuhkan atau sasaran subsidi tersebut.

Harapannya dengan mengubah skema subsidi dari barang menjadi ke orang dapat mengurangi besaran kelontoran subsidi energi yang dikeluarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Adapun hingga Agustus 2024, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan Rp102,8 triliun untuk realisasi subsidi energi hingga Agustus 2024. Alokasi subsidi ini meliputi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik subsidi dan  LPG 3kg bersubsidi.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara merinci, realisasi alokasi subsidi energi terdiri untuk bahan bakar minyak (BBM) mencapai Rp12,6 triliun menyasar 10,28 juta kilo liter atau tumbuh 0,6%. Kemudian, untuk belanja subsidi LPG 3 kg realisasinya Rp48,2 triliun setara dengan 4,74 metrik ton atau 1,6% sedangkan listrik menyasar 40,9 juta pelanggan.

"Dari subsidi sudah dibelanjakan Rp147 triliun atau 14,3 persen yoy berasal dari subsidi energi dan subsidi non energi,” ujar Suahazil dalam Konpers APBN KiTa Edisi Agustus pada Senin, 23 September 2024.

Subsidi Energi

2024 - 2023
Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi BBM sendiri masuk dalam subsidi energi yang juga meliputi listrik hingga LPG 3 Kg. Untuk tahun 2024, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut kementeriannya menargetkan alokasi subsidi energi seniilai Rp186,9 triliun.

Baca Juga:

Anggaran subsidi tersebut dialokasikan untuk subsidi BBM dan LPG senilai Rp113,3 triliun dan subsidi listrik senilai Rp73,6 triliun. Anggaran ini diketahui meningkat dari tahun 2023.

Di mana subsidi energi 2023 telah direalisasikan senilai Rp159,6 triliun. Realisasi tersebut mencakup subsidi BBM dan LPG senilai Rp96,9 triliun dan subsidi listrik Rp64 triliun.

2022
Lalu pada 2022, berdasarkan data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatat realisasi subsidi energi pada 2022 mencapai Rp157,6 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp211,1 triliun. Jika dirinci, Rp157,6 triliun, terdiri dari subsidi BBM & LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.
 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 27 Sep 2024 


Related Stories