Simak Penjelasan Gus Baha Terkait dengan Salat Tarawih 4 Rakaat Sekali Salam dan 2 Rakaat Sekali Salam

Simak Penjelasan Gus Baha Terkait dengan Salat Tarawih 4 Rakaat Sekali Salam dan 2 Rakaat Sekali Salam (kanal youtube pengajia Gus Baha)

PALEMBANG, WongKito.co - Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang merupakan Rais Syuriyah PBNU menjelaskan bahwa kontroversi salat tarawih empat rakaat sekali salam dan dua rakaat sekali salam.  

Ia menjelaskan, tarawih yang dilakukan dengan model empat rakaat dengan satu salam tetap sah karena pernah dilakukan Nabi Muhammad. Hanya saja memang dalam redaksi hadits lain, tarawih dilakukan dua rakaat satu salam. Sampai beberapa rakaat.  

"Sehingga kalau ada salat tarawih empat rakaat tanpa tasyahud sebelumnya, sebetulnya secara fiqih kita sepakat itu sah," jelasnya seperti dari laman NU Online, Rabu (27/3/2022).  

Baca Juga:

Adapun hadist yang menjelaskan Nabi Muhammad pernah melakukan salat tarawih empat rakaat sekali salam, berdasarkan hadits dari Aisyah, Nabi bersabda:

مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَ لاَ فِي غَيْرِهِ إِحْدَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثاً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan selain Ramadhan dari 11 Rakaat. Beliau shalat 4 rakaat sekali salam, maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian shalat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

"Jika beranggapan bahwa empat rakaat tarawih tidak ada tasyahud awal, tidak ada ulama yang mengatakan tasyahud awal itu wajib," ujarnya.  

Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah melakukan salat tarawih lebih dari empat rakaat baru salam. Kejadian tersebut bisa dibaca dalam hadits riwayat Aisyah, Rasulullah saw bersabda:

كُناَّ نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَ طَهُوْرَهُ، فَيَـبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ أَنْ يَـبْعَثَهُ مِنَ الَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ وَ يَتَوَضَأُ وَ يُصَلِى تِسْعَ رَكْعَةٍ لاَ يَـجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَ لاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعْناَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِمُ وَ هُوَ قَاعِدٌ (رواه مسلم)

“Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari, lantas tatkala beliau bangun tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Kemudian beliau melakukan shalat malam atau tarawih 9 rakaat yang beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan lantas membaca pujian kepada Allah dan shalawat dan berdoa dan tidak salam, kemudian bangkit berdiri untuk rakaat yang kesembilan kemudian duduk tahiyat akhir dengan membaca dzikir, pujian kepada Allah, shalawat dan berdoa terus salam dengan suara yang didengar oleh kami.

Kemudian beliau melakukan shalat lagi 2 rakaat dalam keadaan duduk.” (HR. Muslim 1233 marfu’, mutawatir). "Nabi pernah shalat witir lebih dari 4 rakaat tidak duduk sama sekali, hanya terakhir duduk terus salam. Ini Nabi Muhammad," kata Gus Baha.

Baca Juga:

Dengan demikian pendapat Gus Baha, empat rakaat tanpa tasyahud  dikatakan sah karena tidak ada ulama mengatakan bahwa tasyahud awal itu wajib.

Khasnya hukum sunah itu ketika ditinggal tidak membatalkan salat. Jadi ketika ada tarawih empat rakaat berturut-turut berati tidak ada masalah karena yang ditinggalkan tasyahud awal yang diyakini hanya sunah.  

"Bagi yang menganggap ini masalah, dasarnya tidak cocok lalu dijadikan masalah. Sebenarnya yang mengatakan itu masalah, ia juga beranggapan bahwa tasyahud awal itu sunah," ujar dia lagi.(*)

Editor: Nila Ertina

Related Stories