Ekonomi dan UMKM
Simak, Perbedaan Utama Antara P2P Lending Syariah dan Konvensional
JAKARTA - Mari memahami apa bedanya, platform peer-to-peer (P2P) lending syariah dan konvensional sehingga investor bisa menentukan pilihan sebelum berinvestasi.
Dari segi fungsi, P2P lending syariah dan konvensional tidak memiliki perbedaan karena keduanya memberikan layanan yang sama.
Rujukan dasar P2P lending syariah diatur oleh Dewan Syariah Nasional melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 67/DSN-MUI/III/2008.
Baca Juga:
- Karyawan SpaceX Sampaikan Surat Terbuka: Elon Musk Disebut Gangguan dan Memalukan
- Lakukan Langkah Berikut Ini, Jika Kartu ATM Anda Tertelan
- Korban Tambang Batu Bara Desak Bank China Hentikan Pembiayaan
Setidaknya ada empat perbedaan utama antara P2P lending syariah dan konvensional, yaitu dari segi akad, bunga, risiko, dan ketersediaan.
1. Akad
Ada berbagai jenis akad dalam P2P lending syariah, di antaranya akad musyarakah. Melalui akad ini, investor tersebut berperan sebagai pendana yang akan memperoleh bagian keuntungan dari pihak penerima dana.
Sementara itu, P2P lending konvensional menggunakan akad pinjam-meminjam yang menjadikan investor sebagai pihak yang akan memperoleh bunga dari pinjaman sebagai keuntungan.
2. Bunga
P2P lending syariah tidak menggunakan sistem bunga. Pasalnya, sistem bunga dalam syariah Islam dipandang sebagai sesuatu hal yang riba dan haram.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pemberi modal akan memperoleh keuntungan dari sistem bagi hasil dengan penerima pinjaman.
Dalam transaksi P2P lending konvensional, peminjam modal memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana beserta bunga yang ditetapkan oleh platform sesuai dengan besarnya pinjaman yang diajukan.
Baca Juga:
- Senayan Park Hadirkan Hyundai Motorstudio Pertama di Indonesia
- Jenazah Putra Ridwan Kamil, Emeril Kahn Mumtadz (Eril) Tiba di Indonesia
- Inilah Organisasi Sosial Warisan Almarhum Eril, JBZ
3. Risiko
Dalam proses pendanaan P2P lending syariah, kerugian yang terjadi turut ditanggung oleh perusahaan atau pemberi dana. Lain lagi ceritanya dengan P2P lending konvensional yang mana kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh peminjam.
4. Ketersediaan
Ada beberapa keperluan yang bisa ditanggung oleh P2P lending syariah. Namun tidak bisa dipenuhi oleh platform konvensional, misalnya keperluan untuk ibadah haji, umroh, dan sebagainya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 18 Jun 2022