Suku Bunga Acuan BI Turun ke Level 3,75 Persen

Bank Indonesia

JAKARTA, WongKito.co –Suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) turun ke level 3,75%. Suku bunga tersebut turun sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 4%.

Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing juga turun 25 bps menjadi 3% dan 4,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang tetap terjaga. Selain itu, ia juga mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi.

“Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk mempercepat realisasi APBN 2020,” ungkapnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, melansir TrenAsia.com, Kamis (19/11).

Di samping itu, ia juga menempuh sejumlah langkah, yakni melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Selanjutnya, memperkuat strategi operasi moneter lebih akomodatif.

BI, katanya, juga mempercepat pendalaman pasar domestik melalui penguatan pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pasar keuangan.

Selanjutnya, pihaknya akan melanjutkan kebijakan makroprudensial dengan mempertahankan rasio countercyclical capital buffer (CCB) sebesar 0%, rasio intermediasi makroprudensial sebesar 84-94%, dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) sebesar 6%.

Adapun loan value ratio untuk kredit dan pembiayaan properti, akan tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perry menambahkan, ia juga bakal memperkuat pembiayaan inklusif, khususnya kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta memperkuat digitalisasi sistem pembayaran.

Dukungan tersebut diberikan melalui inisiatif transformasi digital, seperti memperluas akses keuangan digital dengan kolaborasi bank dan fintech. Selain itu, perluasan dengan memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan kampanye QRIS di Indonesia.

“Ke depan, BI akan tetap memperhatikan perkembangan ekonomi untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” tutur Perry.

Bagikan

Related Stories