Tahun 2021, Bank Himbara Salurkan Rp1.016 Triliun Pembiayaan Terkait ESG

(Ki-ka): Dirut BNI Royke Tumilaar, Dirut BRI Sunarso, Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi dan Dirut BTN Haru Koesmahargyo saat penyampaian paparan Optimisme untuk Indonesia di Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA - Environmental, Social and Governance (ESG) sudah menjadi komitmen pelaku industri perbankan pelat merah atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Komitmen tersebut betul-betul ditegakkan. Buktinya, bank-bank Himbara telah menggelontorkan Rp1.015,9 triliun untuk mendukung Lingkungan, Sosial dan tata Kelola (LST) ini melalui kredit, pembiayaan dan garansi. 

Nilai pembiayaan di sektor ESG ini tumbuh dibanding tahun 2020 lalu. Contohnya saja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencatatkan pembiayaan ESG mencapai Rp207 triliun pada 2021 lalu, setara 25% dari total asset interest feering dalam pinjaman 2021 senilai Rp827 triliun.

Director of Treasury & International Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Panji Irawan mengatakan tren ke depan adalah permintaan yang besar sekali di dalam pembiayaan ESG termasuk obligasi dengan underlying proyek berprinsip ESG. Semua perhatian tertuju pada ESG.

Baca Juga :

“Kami memiliki banyak mitra di luar negeri karena kami adalah bank devisa. Karena itu kami bisa melihat tren terhadap ESG bond sangat besar,” kata dia dalam website resmi seperti dikutip Selasa, 22 Februari 2022.

Selain Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga menyalurkan kredit berkelanjutan atau sustainable loan hingga Rp614,2 triliun pada 2021 lalu, setara 65,1% dari total kredit perseroan sebesar Rp943,7 triliun. Dari nilai itu, Rp70,8 triliun mengalir ke pembiayaan hijau dan Rp534,4 triliun ke pembiayaan sosial.

Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan ada tiga tantangan dalam penyaluran pembiayaan dan garansi berkelanjutan yakni sumber daya manusia (SDM), proses dan sistem. Dari sisi SDM, perseroan harus membangun kesadaran dan kompetensi secara internal, baik itu di tim yang berhubungan langsung dengan penerbitan issue dari garansi (bonds). 

“Juga dari sisi tenaga pemasaran kami khususnya mengkomunikasikan pentingnya ESG ini kepada klien atau customer. Kami juga memiliki relationship manager yang terus berkomunikasi dengan perusahan-perusahaan korporasi, baik dengan sosialisasi datang ke lokasi diskusi dan lain sebagainya, sehingga klien-klien BRI di korporasi makin sadar dengan pentingnya ESG,” kata Solichin.

Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyalurkan pembiayaan terkait ESG hingga Rp172,4 triliun pada 2021 atau setara 29,6% dari total portofolio kredit BNI.  Pembiayaan hijau pada 2021 tumbuh 23,67% dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar Rp139,4 triliun 

“Pembiayaan hijau ini didominasi untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp117 triliun,” kata Corporate Secretary BNI Mucharom.

Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) merealisasikan pembiayaan terkait ESG (sustainable financing) mencapai Rp22,3 triliun pada 2021, yang didominasi oleh KPR subsidi Rp18,41 triliun (naik 12,6% yoy) dan kredit UMKM Rp3,89 triliun (naik 94,3% yoy).

Kemudian pembiayaan komersil lainnya seperti perumahan hemat energi, perumahan berenergi solar cell, kredit kepada perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi green proyek, mobil listrik, transit oriented development dan lainnya. 

“Ditargetkan jumlah pembiayaan berkelanjutan tahun 2022 naik menjadi Rp25 triliun,” kata Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 23 Feb 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories