BucuKito
Teknologi Blockchain Buatan Anak Bangsa Bisa Deteksi Kualitas Pisang
JAKARTA - Teknologi blockchain traceability diluncurkan PT Sewu Segar Nusantara atau Sunpride sebagai merek penyedia buah segar terkemuka di Indonesia.
Chief Executive Officer (CEO) Sunpride Cindyanto Kristian mengatakan tujuan dari teknologi blockchain ini adalah untuk menelusuri dan mengidentifikasi produk dari seluruh tahapan demi meningkatkan kualitas dan memastikan keamanan dalam produk.
"Saya bangga karena Sunpride menjadi perusahaan buah pertama yang mengaplikasikan teknologi blockchain traceability pada buah segar di Indonesia. Kami ingin menghadirkan buah segar berkualitas yang dapat diidentifikasi dan ditelusuri dari mulai petani hingga ke tangan konsumen, sehingga keamanan pangan pada buah ini dapat terus terjaga," katanya dalam keterangan pers yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 16 Desember 2021.
Baca Juga:
- Sri Mulyani Optimistis Defisit APBN 2021 di Bawah 5,7 Persen
- Lani Darmawan Resmi jadi Presiden Direktur CIMB Niaga
- Pesan Taksi Blue Bird kini Bisa Pakai Aplikasi Shopee
Dia menjelaskan pada peluncuran perdananya, Sunpride menggandeng PT Lion Super Indo sebagai partner ritel pertama yang akan menjual produk buah pisang mas yang telah mengimplementasikan teknologi ini di seluruh gerai Super Indo di Jakarta dan Surabaya.
Teknologi blockchain traceability sendiri adalah kemampuan untuk menelusuri dan mengidentifikasi produk dari seluruh tahapan, mulai dari toko hingga ke petani, sehingga kemanan pangan lebih terjamin.
Teknologi ini diimplementasikan dalam salah satu produk Sunpride yaitu pisang mas. Dengan teknologi ini, perjalanan produk pisang mulai dari petani hingga ke riteler dapat tercatat secara transparan.
Dalam pengimplementasian program ini, Sunpride juga bekerja sama dengan petani pisang mas di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur guna pemenuhan stok kebutuhan buah pisang mas yang akan didistribusikan ke gerai Super Indo di Jakarta dan Surabaya.
Untuk mengetahui ketelusuran produk pisang mas ini, konsumen dapat memindai QR Code yang tertempel pada produk menggunakan smartphone. Setelah memindai, konsumen dapat membaca informasi lengkap mengenai perjalanan produk tersebut.
"Saat ini memang baru terimplementasi pada produk pisang mas. Harapannya ke depan kami terus dapat meningkatkan teknologi ini agar dapat terimplementasi di seluruh produk kami sehingga ketelurusan dan keamanan produk dapat terjaga sampai ke tangan konsumen," terang Cindyanto Kristian.
Sebagai partner ritel Sunpride, CEO Lion Super Indo Johan Boeijenga mengungkapkan bahwa penerapan teknologi blockchain ini sejalan dengan strategi Super Indo untuk menjual produk yang transparan, dapat dilacak, dan berkelanjutan kepada konsumen.
"Saya sangat senang menyambut peluncuran Farming Blockchain Traceability pertama di Indonesia oleh Sunpride dan menghargai kemitraan yang terjalin antara PT Lion Super Indo dan PT Sewu Segar Nusantara," katanya.
Dia berharap implementasi teknologi ini juga mampu menyediakan produk sehat mudah didapat dan terjangkau oleh konsumen.
Apresiasi Pemerintah
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko) pun sangat mengapresiasi dan mendukung inisiatif Sunpride dalam melakukan implementasi teknologi blockchain traceability pada produk pisang.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultural Kemenko Perekonomian R. Yuli Sri Wilanti mengatakan bahwa implementasi teknologi ini sejalan dengan program Pengembangan Agribisnis Hortikultura milik Kemenko guna meningkatkan produksi, kualitas, kontinuitas dan investasi serta peningkatan konsumsi buah di seluruh Nusantara.
"Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan PT Sewu Segar Nusantara (Sunpride) untuk bermitra, membina petani pisang mas di Lumajang untuk 'naik kelas' sehingga dapat menghasilkan pisang mas terbaik," katanya.
Dia menegaskan pemerintah turut memastikan konsumen mendapat produk makanan yang sehat, aman, kualitas yang baik, higienis serta diproduksi melalui proses ramah lingkungan.
Dia pun berharap akan lebih banyak lagi perusahaan di sektor teknologi bisa mengembangkannya untuk produk lainnya, termasuk dengan melibatkan petani.
"Kami dari Kemenko Perekonomian sangat mendukung penggunaan teknologi dalam menjaga kualitas & keamanan produk yang dihasilkan kelompok tani," ungkapnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 17 Dec 2021