Terang yang Bersih di Kaki Gunung Dempo

Penerangan di Gerai Alam Agroforestry 94 HKm Kibuk Pagaralam bersumber dari panel surya berkapasitas 2.000 watt. (HaKI)

Satu unit bangunan berbahan kayu tegak di lahan seluas setengah hektar yang akan menjadi pusat dari kawasan wisata Agroforestry 94, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Memanfaatkan panel surya berkapasitas 2.000 watt, Agroforestry 94 akan menjadi kawasan ekowisata pertama di Sumatera Selatan yang bebas dari energi kotor.

Pemanfaatan jasa lingkungan hutan cegah perambah

Sejak awal 2022, warga Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam yang tergabung dalam Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kibuk, menyiapkan lahan seluas lima hektar untuk menjadi awal pembangunan kawasan Agroforestry 94. Lahan yang sebelumnya ditumbuhi semak belukar, pohon-pohon kayu dan teh tua, dirapikan untuk menciptakan tanah lapang.

Rencananya, Januari atau Februari 2023 kawasan tersebut akan diluncurkan sebagai objek wisata yang dikelola langsung oleh masyarakat pengelola perhutanan sosial HKm Kibuk.

Sekretaris HKm Kibuk, Rusi Siruadi mengatakan, warga Agung Lawangan mendapatkan izin perhutanan sosial seluas 440 hektar sejak 2018 lalu. Kibuk mendapatkan kehormatan penyerahan SK perhutanan sosial langsung oleh Presiden Joko Widodo di Palembang pada saat itu, dan menjadi salah satu dari beberapa perhutanan sosial pertama di Sumsel.

Pintu Gerbang Agroforestry 94 HKm Kibuk di Pagaralam, Sumsel. (Hafidz)

Seluruh anggota HKM Kibuk yang berjumlah 132 KK merupakan petani sayur dan kopi. Namun dari 440 hektar izin yang diperoleh, tidak semuanya digarap menjadi lahan perkebunan. Ada tanggung jawab lingkungan yang dipikul masyarakat agar hutan tetap bisa memberikan mereka penghidupan. Oleh karena itu, sebagian dari lahan yang diperoleh izin dijadikan kawasan konservasi.

Dari total HKm Kibuk seluas 440 hektar, 200 hektar diantaranya ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Ancaman eksternal terhadap lingkungan yang muncul di kawasan HKm Kibuk dan sekitarnya yakni masih adanya perambahan yang dilakukan masyarakat lokal maupun pendatang, khususnya Lahat. Perambah membuka lahan baru kawasan berstatus hutan lindung berpotensi merusak kondisi lahan dan sumber air yang sangat dibutuhkan karena tanpa perencanaan.

Kawasan konservasi tersebut bila tidak diurus, akan menjadi sasaran perambahan. Oleh karena itu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Agroforestry 94 Kibuk berinisiatif untuk memanfaatkan kawasan konservasi menjadi jasa lingkungan ekowisata wanatani.

Setidaknya ada delapan rencana objek wisata yang ada di Agroforestry 94, yakni camping ground, gerai alam, jalur off-road, penyewaan ATV, jalur hiking, panjat tebing, agrowisata kebun kopi dan buah, serta area swafoto.

Rusi mengatakan, anggota HKm Kibuk bergotong royong setelah sejak awal 2022 merapikan kawasan di lahan setengah hektar, untuk membangun bangunan dari kayu memanfaatkan pohon yang ada di kawasan tersebut menjadi Gerai Alam.

“Kawasan sekitar gerai alam ini nantinya akan menjadi camping ground dan pusat kegiatan Agroforestry 94,” ujar Rusi.

Bangunan Gerai Alam di Agroforestry 94 HKm Kibuk, Pagaralam. (HaKI)

Dari delapan rencana objek wisata, yang pertama akan diluncurkan dalam waktu dekat adalah camping ground dan jalur off-road. Agroforestry 94 menawarkan suasana yang berbeda dengan objek wisata camping ground lain di Pagaralam. Lokasinya yang masuk kawasan hutan sehingga suasananya yang masih asri.

Sesekali burung elang hitam masih terbang di langit kawasan tersebut. Suara Owa Siamang masih terdengar bersahutan. Letak geografis yang tinggi dan berada di lereng membuat pemandangan ke area Kota Pagaralam jelas tanpa halangan. Di kejauhan, garis pantai di Provinsi Bengkulu jelas terlihat bila cuaca tidak sedang berkabut.

Kawasan tersebut pun sudah sejak lama menjadi jalur off-road sehingga masyarakat berinisiatif untuk memfasilitasi olahraga hiburan mewah bagi para pecinta pacu adrenaline.

Di dekat kawasan Agroforestry 94 sudah dibangun jalan setapak, yang menurut cerita masyarakat sekitar sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Jalan setapak tersebut saat ini dimanfaatkan oleh warga sebagai akses menuju kebun. Jalan setapak tersebut pun menghubungkan jalan akses perkebunan teh PTPN 7, Pos Pendakian Gunung Dempo di Kampung IV dengan area Agroforestry 94.

Akses jalan itu membuat Agroforestry 94 mudah dicapai oleh wisatawan yang hendak menikmati suasana alam di lereng Gunung Dempo.

Menjaga fungsi konservasi hutan

Diberikannya izin perhutanan sosial bukan berarti lahan hutan boleh dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi semata. Dalam pengelolaannya, hutan harus tetap dirawat demi kelestarian lingkungan.

SK Perhutanan Sosial HKm Kibuk diberikan untuk dikelola masyarakat selamai 35 tahun sejak 2018. Dalam prakteknya, pengelolaan perhutanan sosial tersebut akan dievaluasi per lima tahun sekali. Dalam lima tahun pertama, masyarakat menanam masing-masing tiga ribu batang kayu ara dan sabun per 30 hektare di zona konservasi. Untuk tahun kelima hingga 10, penanaman kayu sabun dan ara sebanyak dua ribu batang per 20 hektare.

“Selain tanaman unggulan itu, masyarakat juga akan memprioritaskan tanaman khas kayu kehutanan seperti ceri dan mahoni untuk zona konservasi sebagai vegetasi tanaman di lahan seluas 100 hektare. Itu akan mengembalikan fungsi hutan yang rusak,” ujar Rusi.

Pemanfaatan jasa lingkungan berkonsep ekowisata wanatani dibuat agar masyarakat masih mendapatkan nilai ekonomis dari kegiatan konservasi dan kawasan penyerapan karbon. Wilayah serapan karbon akan ditetapkan seluas 14 hektare di zona konservasi, sementara wilayah ekowisata akan diterapkan di kawasan seluas 25 hektare.

Pengelola P HKm Kibuk dan Anggota HaKI di depan panel surya yang baru dibangun di Agroforestry 94, Pagaralam, Sumsel. (HaKI)

Dengan pemanfaatan zona konservasi ini, masyarakat bisa lebih mencegah adanya aktivitas perusakan seperti penebangan liar, kebakaran hutan dan lahan, serta alih fungsi lahan.

Perkumpulan Hutan Kita Institute (HaKI) sebagai pendamping HKm Kibuk akan membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi wanatani yang sudah berjalan dan ekowisata yang masih rencana tersebut.

Pendamping Perhutanan Sosial dari HaKI, Bejo Dewangga mengatakan, pihaknya membantu petani dalam pengembangan komoditas kopi arabika yang berpotensi bernilai ekonomi tinggi. Selain penanaman, HaKI pun akan membantu masyarakat dalam memproses buah kopi menjadi biji, sistem panen petik merah, hingga kopi disangrai dan dikemas.

Saat ini, Kelurahan Agung Lawangan pun telah mendapatkan bantuan dari Kementerian PUPR dalam membangun Rumah Tani yang sepaket dengan alat dan mesin untuk mengolah kopi.

"Dengan pelatihan yang tepat, petani bukan hanya bisa memanen kopi. Namun nantinya memproses langsung kopi menjadi biji, menyangrai, dan dikemas. Sehingga kopi langsung bisa dijual langsung ke konsumen. Pelatihan lebih lanjut akan dilakukan hingga para petani bisa menyeduh kopi yang baik. Konsep dari kebun ke secangkir kopi bisa langsung dinikmati di Ekowisata HKm Kibuk ini nantinya," ujar Bejo.

Energi Bersih untuk Operasional Agroforestry 94

Perkumpulan Hutan Kita Institute (HaKI) telah mendampingi masyarakat Agung Lawangan sejak pengajuan izin perhutanan sosial HKm Kibuk hingga kini. Berbagai macam program telah dilaksanakan untuk mendorong dan pempercepat pengelolaan perhutanan sosial oleh masyarakat yang lebih profesional.

Salah satunya yakni pengadaan panel surya berkapasitas 2.000 watt yang akan membantu operasional Ekowisata Agroforestry 94. Koordinator Program Energi Terbarukan dan Perubahan Iklim HaKI, Bonifasius Ferdinandus mengatakan, pengadaan panel surya untuk operasional Agroforestry 94 merupakan salah satu program HaKI yang mendorong penggunaan energi bersih dari sumber baru terbarukan dan mengurangi konsumsi energi kotor.

“Nanti setelah beroperasional, Agroforestry 94 akan menjadi yang pertama dan satu-satunya ekowisata yang beroperasi menggunakan energi bersih di Sumsel,” ujar Boni.

Saat proses pembangunan dan persiapan, masyarakat masih menggunakan listrik yang bersumber dari genset bertenaga solar. Namun nanti setelah beroperasi, kawasan tersebut hanya akan dioperasikan oleh energi bersih dari panel surya tersebut.

Selain untuk operasional kawasan ekowisata, Boni mengatakan, panel surya pun akan dimanfaatkan untuk penerangan dan produksi pondok-pondok kebun milik petani yang ada di HKm Kibuk. Sampai saat ini masih banyak pondok petani yang tanpa aliran listrik karena jauh dari sungai. Biasanya pondok petani bisa dialiri listrik dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro dari sungai yang mengalir di sekitar kawasan pondok.

HaKI bersama Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Agroforestry 94 yang akan melakukan pengembangan dari pemasangan panel surya tersebut agar bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Agroforestry 94 HKM Kibuk merupakan satu dari tiga rencana pengadaan panel surya HaKI. Dua lainnya direncanakan akan dipasang bekerja sama dengan salah satu perguruan swasta di Palembang serta di Kantor HaKI yang juga merupakan pusat proses pascaproduksi produk-produk perhutanan sosial dari para petani se-Sumsel.

“Kerja sama dengan kampus di Palembang sebagai percontohan kampus energi bersih dan memberikan edukasi dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang energi terbarukan. Kami ingin ada kader-kader mahasiswa yang tumbuh, yang nantinya akan semakin menyebarkan tentang bahayanya energi fosil,” ujar Boni.

Editor: Hafidz Trijatnika
Hafidz Trijatnika

Hafidz Trijatnika

Lihat semua artikel

Related Stories