UIN Raden Fatah Gelar Transformasi Digital Layanan Al-Quran, Simak Pengembangan Produknya

UIN Raden Fatah Gelar Transformasi Digital Layanan Al-Quran, Simak Pengembangan Produknya (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang bersama Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Disemintasi Hasil Kajian LPMQ bertema “Transformasi Digital Layanan Al-Qur’an).

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag menyebutkan, program prioritas Transformasi Digital terus bergulir di satuan kerja Kementerian Agama (Kemenag), karena itu Badan Litbang dan Diklat Kemang melakukan tranformasi digital dalam setiap layanannya.

“Kemenag melalui Badan Litbang dan Diklat telah mengembangkan produk-produk digital yang memudahkan masyarakat untuk mengakses Al-Qur’an digital dan produk lainnya. Ini merupakan transformasi digital yang harus disikapi dengan memberikan kemanfaatan dalam mewujudkan moderasi beragama,” kata Prof. Dr. Suyitno, disela-sela kegiatan yang berlangsung di Gedung Rektorat Kampus Jakabaring, Senin (3/7/2023).

Didampingi Kepala LPMQ, H. Abdul Aziz Sidqi, MA, Prof Suyitno menambahkan Kemenag memayungi keberagaman beragama di Indonesia dengan demikian pelayan digital akan diwujudkan sesuai dengan kebutuhan umat beragama di negara ini.

Baca Juga:

LPMQ Kemenag telah mengembangkan produk-produk digital diantaranya Tashih online,  website Qur'an Kemenag, Qur'an Kemenag berbasis Android dan IOS, Qur'an in word (add ins), Master Mushaf Al Qur'an, Pedoman Membaca Al Qur'an bagi Penyamdang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) Font Isyarat, Pustaka Lajnah, Pengembangan Hasil Kajian Berbasis Multimedia, Tur Virtual (Video 360) BQMI, dan Perpustakaan Digital.

Sementara itu, Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si mengatakan digitalisasi Al-Qur’an merupakan inovasi dan terobosan positif bagi dunia Islam di Indonesia di tengah maraknya konten informasi yang memecah belah umat beragama.

Prof. Nyayu menjelaskan, tidak dapat dipungkiri era digital turut melahirkan gagasaan cara pandang beragama yang mempengaruhi opini masyarakat yang tidak sesuai dengan cara bersikap moderasi beragama sebagai sebagai tameng kesatuan dan persatuan antar umat beragama, karena itu langkah Kemenenag harus direspons positif.

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran, Prof. Dr. Ris'an Rusli, MA menyebutkan kegiatan ini merupakan tindak lanjut Memorandum Of Agreement (MoA) dengan LPMQ Kemenag, dan sebagai bentuk upaya bersama mengenalkan dan mendiseminasi produk-produk yang selama ini dikembangkan Kemenag dalam mewujudkan digitalisai Al-Qur’an dan konsep-konsep moderasi beragama.(*)


Related Stories