Usia Harapan Hidup di Indonesia Meningkat, Tren Konsumsi Kesehatan dan Ekonomi Jadi Faktor Penunjang

Pekerja Pertamina RU III Plaju bersepeda dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, Minggu (5/6/2022). (ist/Pertamina)

JAKARTA, WongKito.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa usia harapan hidup (UHH) warga Indonesia terus meningkat hingga rata-rata 74,47 tahun, naik 0,32 tahun dibandingkan 2024. 

Indikator ini tumbuh 1,10 tahun, dengan rata-rata peningkatan 0,22 tahun per tahun. Hal ini menandakan perbaikan kualitas kesehatan masyarakat berjalan secara konsisten. Kenaikan ini dihasilkan dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia 2025 yang berhasil mencapai 75,90 dan meningkat 0,88 poin dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 75,02. 

Di hari yang sama, BPS juga mengeluarkan data riil per kapita per tahun sebesar Rp12,80 juta. Angka tersebut naik hingga Rp461.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi bukti meningkatnya kemampuan konsumsi masyarakat berdasarkan harga konstan tahun 2012, berdasarkan wilayah rujukan Jakarta Selatan.

Selama tahun 2020-2025, pendapatan riil per kapita tumbuh sebesar Rp357.800, sehingga menunjukkan daya beli masyarakat semakin bekembang seiring membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia. 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menjelaskan peningkatan usia harapan hidup masyarakat itu dipicu oleh kesehatan masyarakat. "Yang didorong oleh kesadaran melahirkan di fasilitas kesehatan dan menggunakan air minum layak, serta meningkatnya akses fasilitas kesehatan,” ungkapnya pada 5 November 2025.

Di era yang semakin maju dan usia harapan hidup yang makin berkembang, tren kebutuhan masyarakat Indonesia mendorong permintaan produk dan layanan yang mendukung kualitas hidup, sekaligus membuka peluang bagi sektor finansial, kesehatan, dan edukasi. 

Peningkatan angka usia harapan dan pendapatan per kapita tersebut, membuat masyarakat dihadapkan pada tantangan baru dalam perencanaan keuangan serta biaya hidup. Tren ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor konsumsi, sekaligus meningkatkan kebutuhan masyarakat akan kesehatan yang lebih terjangkau, serta berkualitas.

Meningkatnya angka usia harapan hidup 2025 disertai dengan kenaikan pendapatan per kapita pada masyarakat Indonesia yang  dihasilkan dari beberapa tren konsumsi dalam beberapa waktu terakhir. 

Pernyataan yang disampaikan oleh Edy Mahmud mengenai peningkatan angka usia hidup, dikaitkan dengan tren kesehatan dan beberapa tren lain dari sektor ekonomi yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia juga ikut meningkat. 

Tren Konsumsi Masyarakat melalui Sektor Kesehatan

Sebagai informasi, sebagian masyarakat Indonesia sudah beralih untuk mengonsumsi suplemen kesehatan secara rutin. Berdasarkan Survei Asia Pacific Responsible Supplementation 2025 yang dirilis Herbalife menunjukkan 88% masyarakat Indonesia rutin mengonsumsi suplemen kesehatan dan menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.

Namun, hanya 69% responden yang merasa percaya diri dalam memilih suplemen yang tepat, sehingga kebutuhan edukasi terkait keamanan dan kandungan produk masih tinggi. Sumber informasi utama masyarakat dalam memilih suplemen berasal dari tenaga kesehatan (67%), diikuti keluarga/teman (47%) dan pencarian mandiri (31%). 

Tren ini memperlihatkan meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan preventif, sekaligus membuka peluang pertumbuhan pasar suplemen di Indonesia.

Tren Konsumsi Masyarakat melalui Sektor Ekonomi

Di sisi ekonomi, industri alat olahraga di Indonesia memiliki peluang strategis untuk memperkuat ekosistem industri dalam negeri, terutama melalui peningkatan kapasitas dan kualitas produksi pelaku lokal. Salah satunya industri alat olahraga di Indonesia yang berhasil melakukan ekspor ke luar negeri adalah industri sepeda. 

Berdasarkan data BPS dan International Trade Centre (ITC) Trade Map, nilai ekspor sepeda Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai sekitar US$119 juta. Pasar utama ekspor yang dituju mencakup Belanda, Jerman, Jepang, dan Malaysia. Industri sepeda ini memiliki pertumbuhan permintaan yang konsisten, terutama pada kategori sepeda gunung (MTB), sepeda lipat, maupun city bike.

Hadirnya industri tersebut mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap gaya hidup aktif, olahraga berkelanjutan, dan transisi menuju transportasi ramah lingkungan.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com, jejaring media WongKito.co, pada 8 November 2025.

Editor: Redaksi Wongkito
Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories