Varian Omicron Ancam Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Varian Omicron Ancam Pertumbuhan Ekonomi Dunia (ist)

JAKARTA - Kehadiran Varian Omicron, varian baru COVID-19, berdasarkan analisis awal ekonom mengatakan bahwa kemunculan varian virus corona terbaru ini akan menimbulkan tantangan baru bagi bank sentral global dengan mengancam pertumbuhan ekonomi sembari menambah tekanan inflasi. 

Kemungkinan pembatasan baru pada aktivitas juga berisiko menggagalkan rencana untuk menarik stimulus moneter selagi memperkuat ketidakseimbangan yang sama yang telah memicu gelombang lonjakan harga konsumen saat ini.

Omicron muncul kurang dari beberapa minggu jelang keputusan penting oleh bank sentral global, dengan Federal Reserve yang mungkin mempercepat penghentian stimulusnya, Bank of England yang berpotensi akan menaikkan suku bunga, dan rencana Bank Sentral Eropa untuk melonggarkan zona euro dari pembelian obligasi darurat.

Ketua Fed, Jerome Powell mereferensikan dinamika yang disajikan omicron untuk ekonomi, yaitu “risiko penurunan” untuk pekerjaan dan pertumbuhan, juga “peningkatan ketidakpastian” untuk inflasi, katanya dalam sambutan yang disiapkan pada hari Senin menjelang sidang kongres.

"Ini mungkin membuat bank sentral mempertanyakan waktu dan tingkat kenaikan suku bunga, yang telah ditetapkan pasar selama tahun depan," kata Alex Brazier, ahli strategi di BlackRock Investment Institute dan mantan pejabat senior di Bank of England.

“Pertanyaannya adalah, seberapa besar delay ekonominya. Delay di sini berarti pertumbuhan yang lemah dalam jangka pendek, tetapi tumbuh kuat nantinya.” tambahnya.

Rantai Pasokan

Keputusan rumit yang harus ditentukan oleh pembuat kebijakan adalah risiko Omicron yang mengarah ke pembatasan baru di pusat manufaktur seperti yang terjadi pada China, yang makin memperburuk masalah rantai pasokan, dan juga meningkatkan kekurangan tenaga kerja karena kekhawatiran kesehatan yang akan menghalangi orang untuk kembali bekerja.

Hal ini dapat memacu inflasi, yang sudah menghadapai potensi percepatan akibat permintaan konsumen yang tinggi menjelang musim liburan dan didukung oleh tabungan yang terpendam.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fadel Surur pada 30 Nov 2021 

Editor: Nila Ertina
Bagikan

Related Stories