KabarKito
Warga Pulokerto Antusias Datangi Pengobatan Gratis LKC Dompet Dhuafa Sumsel
PALEMBANG, Wongkito.co - Berbekal selembar fotokopi Kartu Keluarga, Eka Nila Susanti (42) warga RT 21 Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Pulokerto Palembang, berjalan keluar rumah pagi itu dengan menggendong bayinya menuju lokasi pengobatan gratis dari tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, Kamis (23/05/2024).
Sesampai di lokasi yang tidak jauh dari rumahnya itu, sudah berkumpul warga lainnya baik laki-laki, perempuan, tua, muda, hingga balita. Karena terlihat bingung, Eka kemudian diarahkan tetangganya untuk mendaftar dengan menyerahkan KK di meja staf LKC yang berjejer di depan ruko kecil tersebut.
Eka baru saja melahirkan tiga bulan lalu. Bayinya sudah tiga kali imunisasi dasar lengkap. Namun, selama ini dia tidak membawa buah hatinya untuk imunisasi di Puksesmas Pembantu (Pustu) terapung Pulokerto ataupun di Puskesmas Gandus. Imunisasi dan pemeriksaan kesehatan anak justru di praktik bidan di Talang Kemang, Gandus.
“Di Pustu terkadang tidak ada obat, pernah saat sakit tidak bisa disuntik. Sementara kalau di Puskesmas Gandus jadwalnya selalu tidak tepat. Jadi, saya putuskan saja imunisasi anak ke klinik,” tutur Eka dibincangi di sela menunggu giliran pemeriksaan.
Baca Juga:
- Saksi Sebut Mutu Beton Tol Layang MBZ Penuhi Syarat Keamanan Konstruksi
- KNTI Gelar Kemah Konservasi Pesisir Nelayan Tradisional Bertajuk Gotong-royong Pulihkan Lingkungan dan Bangkitkan Ekonomi Pesisir
- Starlink Berpotensi Melakukan Predatory Pricing
Namun hari ini diakuinya, dia datang untuk memeriksakan diri. Pasalnya, setelah operasi caesar perutnya masih saja terasa nyeri dan panas. “Saya sudah periksa, katanya wajar dialami pasca caesar. Tapi ini sudah mau empat bulan. Saya makan obat nyeri terus. Jadi mau periksa ke dokter di sini.”
Lain halnya dengan Rusli (63), warga RT 21 Pulokerto lainnya. Dia yang sehari-hari bertani sawah memanfaatkan kesempatan pemeriksaan kesehatan gratis untuk dirinya dan istri. Selama ini memang tidak ada keluhan sakit, tapi mereka datang untuk kesehatan pra lanjut usia.
“Saya sudah 15 tahun tinggal di Pulokerto, jauh dari pusat kota. Kalau sakit ya beli obat warung saja. Tapi memang jarang sakit terutama setelah air ledeng masuk ke kelurahan ini tiga tahun lalu,” ujarnya.
Ketua RT 21 RW 04 Kelurahan Pulokerto Palembang, Huzaimah mengakui, wilayahnya sangat jarang didatangi layanan kesehatan gratis seperti ini. Karena itu, dia dan warga merasa beruntung dan sangat antusias dengan kegiatan yang digelar LKC DD Sumsel.
Warganya saat ini terdata ada 539 jiwa, 90 diantaranya lansia, sisanya muda, remaja, pra lansia, juga balita. Mayoritas warga adalah petani. Menurutnya, sakit gatal kulit dan kaki kram menjadi keluhan umum karena banyak berendam di sawah.
“Layanan di Pulokerto sendiri hanya ada Pustu, tapi itu juga beroperasi setengah hari. Pelayanan Posyandu balita di sana. Sementara untuk Posyandu lansia kami buka di lokasi ini. Kalau memang ada yang gawat darurat, kami arahkan ke Puskesmas Gandus atau RSUD Gandus,” ungkap Huzaimah.
LKC Siap Bantu Advokasi Asuransi Kesehatan PBI
Kepala LKC DD Sumsel, Ns Tri Hartati mengatakan, pihaknya memilih lokasi ini untuk program kegiatan Aksi Layanan Sehat (ALS) bulan Mei ini karena Kelurahan Pulokerto memenuhi kriteria sasaran penerima layanan. Dari informasi pihak Puskesmas Gandus dan pemerintah setempat, di sini mayoritas muslim, dhuafa, dan banyak masalah kesehatan.
“ALS kami gelar setiap bulan dan berpindah tempat. Lokasi sebelumnya di Sei Lais, Banyuasin, dan bulan ini di Pulokerto Gandus,” jelasnya.
Dari kegiatan ini, pihaknya membantu masyarakat setempat untuk sehat. Berbagai layanan kesehatan dihadirkan meliputi pemeriksaan dasar, pemeriksaan Penyakit Tidak Menular (PTM), dan lainnya. Selain itu, juga diberikan arahan khusus bagi warga yang belum mempunyai jaminan asuransi kesehatan dengan status Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah.
“Masih menjadi momok di masyarakat ketika mau berobat tidak ada asuransi. Karena itu, kami di sini tidak hanya melayani pemeriksaan dan pengobatan. Jadi, apabila ada warga yang tidak ada asuransi kesehatan kami arahkan ke RT untuk dibantu urusan PBI.”
Baca Juga:
- Dinsos Palembang dan OMS HIV siap Kolaborasi Dukung Penyintas Berdaya
- Telkomsel Mudahkan Akses Jaringan Broadband Terdepan dalam Kegiatan World Water Forum 2024 di Bali Indonesia
- 9 Guru Besar UIN Raden Fatah, Lolos Tahap Penjaringan Rektor Periode 2024-2028
Di LKC, tambahnya, memang ada program Respon Darurat Kesehatan yang khusus membantu pengurusan PBI dengan berkoordinasi dengan RT dan Dinas Kesehatan. Pihaknya siap mengadvokasi warga untuk memiliki asuransi kesehatan PBI tersebut.
“Tentu kami juga mendorong pemerintah setempat untuk aktif bergerak karena di sini kami hanya membantu masyarakat untuk menikmati jaminan kesehatan,” tegasnya.
Tri mengingatkan, akses masyarakat Pulokerto untuk mendapatkan pengobatan memang sulit. Perjalanan menuju Puskesmas Gandus cukup jauh dengan jalan tanah liat merah tanpa aspal. Jika habis hujan akan seperti jalur offroad. Karenanya pilihan lokasi untuk ALS di Pulokerto dirasa tepat.
“Alhamdulillah, kami di sini diterima baik. Pihak RT dan warga juga antusias karena semua butuh layanan kesehatan. Tapi akses layanan kesehatan masyarakat yang jauh ini tetap butuh perhatian bersama, terutama dari pemerintah,” pungkasnya. (yulia savitri)