Setara
Yayasan Mimpi Besar Indonesia, Ajak Pemuda Palembang aktif Promosikan Toleransi dengan Seminar dan Keliling Rumah Ibadah
PALEMBANG, WongKito.co - Seperti diketahui Indonesia adalah negara yang sangat beragam dengan berbagai macam budaya dan agama karena itu Yayasan Mimpi Besar Indonesa (YMBI) mengajak pemuda Palembang aktif promosikan toleransi.
Diketahui, sekitar 250 juta penduduk terdapat 300 kelompok etnis berbeda, hidup berdampingan dan lebih dari 700 bahasa serta keyakinan yang berbeda sehingga rumah ibadah di Nusantara ini menjadi bagian dari keberagaman.
Pendiri dan Ketua Yayasan Mimpi Besar Indonesia, Robinson Sinurat mengatakan pihaknya mengajak pemuda untuk terlibat aktif dalam memromosikan toleransi.
"Kegiatan ini sangat penting sekali untuk anak muda Indonesia agar tidak mudah diprovokasi isu yang mengatasnamakan ras, agama dan suku serta keberagaman lainnya," kata dia dalam siaran pers, yang diterima redaksi WongKito.co, Jumat (3/2/2023).
Ia mengungkapkan percaya bahwa setiap agama itu mengajarkan kebaikan.
"Anak mudah seyogyanya kita menjadi agen perubahan di daerah masing-masing dan bisa menyebarkan hal-hal positif untuk kemajuan bersama. Semoga kegiatan ini bisa melahirkan pemuda Indonesia yang memiliki pemikiran terbuka dan tentunya menghargai serta merangkul perbedaan,” kata dia lagi.
Baca Juga:
- IPAL Jadi Solusi Pencemaran Sungai, Palembang Kejar Pembangunan Sambungan Rumah Tangga
- Tingkatkan Akses Keuangan di Indonesia, BRI Targetkan AgenBRILink Bertambah 25 ribu Agen
- Mendag Zulkifli Hasan Pastikan Bakal Tindak Tegas Penjual MinyaKita di Atas HET
Seperti diketahui, Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia dan memiliki tradisi panjang terkait pluralitas yang damai dan kebebasan beragama yang diabadikan dalam motto negara 'Bhinneka Tunggal Ika'.
Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1965, pemerintah Indonesia mengakui bahwa Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu adalah beberapa agama yang dianut oleh rakyat Indonesia.
Transisi yang sukses dari otoritarianisme ke demokrasi, seperti yang diwujudkan dalam dua pemilihan presiden yang transparan dan langsung. Sekarang diakuisecara positif diseluruh dunia.
Namun filosofi pluralistik tradisional Indonesia dipertaruhkan, karena intoleransi beragama di Indonesia mulai meningkat secara dramatis di awal era reformasi pada tahun 1997, yang ditandai dengan serangkaian pembakaran gereja.
Sejak saat itu kelompok-kelompok ekstrimis meningkat dan menjadi sangat aktif melakukan kekerasan di negara tersebut. Pukulan terbesar yang disebabkan oleh ekstrimisme agama adalah bom Bali pada tahun 2002 yang menarik perhatian dunia. Hingga saat ini, kelompok minoritas semakin menderita akibat tidak adanya intervensi pemerintah terhadap tindakan intoleransi.
Ketegangan di antara orang-orang yang berbeda agama dan budaya telah ada sejak lama di Indonesia. Umumnya, ketegangan ini terwujud dalam bentuk segregasi budaya yang halus namun ada di masyarakat.
Melalui Seminar dan Workshop Kepemimpinan Pemuda Inklusif yang bertema “Dialogue In Diversity” ini, YMBI bekerja sama dengan Fakultas Humaniora dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang ini bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi agama, budaya dan perdamaian. Sehingga para peserta dapat menjadi pemimpin masa depan yang dibekali dengan pengetahuan untuk menyatukan orang orang untuk pembangunan inklusif yang mengakui hak asasi manusia, terlepas dari latar belakang mereka yang berbeda.
Kegiatan Dialogue in Diversity ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 1-2 Februari 2023 di Fakultas Bisnis dan Akuntansi Aula Gedung Yuliana Lt.3, Universitas Katolik Musi Charitas, Palembang. Pada hari pertama, yaitu Rabu, 1 Februari 2023, merupakan sesi workshop tentang Interfaith Dialogue yang langsung dipimpin oleh tim Yayasan Mimpi Besar Indonesia.
Sebanyak 20 peserta terpilih dari berbagai keyakinan melalui tahapan seleksi dan undangan mengikuti sesi workshop ini untuk mempelajari ilmu tentang dialog, keberagaman dan toleransi. Sesi training dialog ini bertujuan untuk menjelaskan kepada kaum muda tentang pentingnya dialog dalam penyelesaian konflik melalui latihan bermain peran.
Dilanjutkan dengan sharing session dari tiga pembicara online mengenai pentingnya keterlibatan pemuda dalam mengatasi isu intoleransi di Indonesia. Tiga narasumber di hari pertama ini adalah Dewirini Anggraeni sebagai pendiri dari Society Against Radicalism and Violent Extremism (SeRVE) Indonesia, membagikan pengalaman bagaimana cara memerangi radikalisme dan ekstremisme kekerasan di masyarakat; Harkirtan Kaur sebagai representatif dari pemuda penganut kepercayaan Sikh di Indonesia yang berbagi mengenai bagaimana
perempuan berani untuk mengambil langkah dalam mempromosikan perdamaian melalui aksi nyata; dan Meliani E. Murtiningsih Yeni Kurniawati, M.A. yang sudah berpengalaman di isu interfaith selama puluhan tahun ini juga membagikan pengalaman dan ilmunya serta
mengingatkan kita semua bahwa “Nobody knows everything about anything.”
Kemudian, para peserta di ajak berkunjung ke lima rumah ibadah dan berdialog secara langsung dengan pemuka agama di masing-masing rumah ibadah tersebut. Diawali dengan berkunjung dan berdialog di Pura Agung Sriwijaya (Hindu), Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya (Islam), Maha Vihara Dharmakirti (Buddha), Gereja Katolik Paroki Santo Yoseph Palembang, dan berakhir di Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB) Taman Siswa Palembang.
Melalui kegiatan ini, para peserta diajak untuk lebih memahami bahwa setiap agama itu mengajarkan kebaikan dan diberikan pemahaman bahwa jika ada hal yang ingin ditanyakan mengenai sesuatu hal tentang suatu kepercayaan, alangkah lebih baiknya untuk bertanya langsung kepada orang yang tepat.
Kamis (2/2/2023), merupakan sesi seminar yang diinisiasi oleh Yayasan Mimpi Besar Indonesia untuk pemuda di Palembang. Sebanyak 60 peserta hadir dalam mengikuti Seminar Dialogue in Diversity Kepemimpinan.
Seminar menghadirkan Dr. Angela Romano dari Queensland University of Technology (melalui Zoom dari Brisbane,Australia), yang menyampaikan materi mengenai pluralisme, keberangaman, dan peran pemuda di dalamnya.
Kemudian, Shintya Rahmi Utami dan Amalia Nina Purwari dari Global Peace Foundation (GPF) Indonesia, yang mengajak kaum muda untuk aktif dalam kegiatan sosial dan membuat perubahan yang baik untuk orang sekitar melalui aksi nyata. Serta Munawwaroh dari KPU Palembang, yang akan membagikan pengelaman dan pengetahuannya tentang pentingnya partisipasi pemuda dalam pemilihan kepala daerah dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang mengatasnakaman, seperti suku, ras, agama.
Dengan mengikuti seminar ini, peserta mendapatkan pengetahuan tentang kepemimpinan pemuda yang inklusif, bagaimana menjadi pemuda yang memiliki pemikiran yang terbuka, dan membuat aksi nyata dalam masyarakat, serta partisipasi pemuda dalam proses demokrasi suatu bangsa.
Baca Juga:
- Tips Berpakaian Nyaman Saat Naik Pesawat
- BCA Mencatat pada 2022 Pertumbuhan Laba Bersih 29,6 Persen
- Bali Jadi Lokasi Video Klip TXT, Warganet: Ini Video Wonderful Indonesia
Seorang peserta yang beragama Islam, Imelda Rahma Putri dan saat ini sedang berkuliah di Universitas Sriwijaya berpendapat bahwa kegiatan ini menarik dan seru. Dia juga mengatakan “Dari kegiatan ini, saya semakin menyadari bahwa Indonesia sungguh sangat
kaya akan keberagaman. Walaupun kita berbeda-beda, tetapi tetap satu juga.” Seperti semboyan negara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Romo Paroki Gereja Santo Yoseph Palembang, Romo Sylvester Joko Susanto, Pr berpendapat bahwa kegiatan ini sangat baik dan beliau berharap melalui program Yayasan Mimpi Besar Indonesia ini, semoga semakin banyak anak-anak muda Indonesia yang memiliki pemikiran terbuka untuk tetap merangkul keberagaman dan mempertahankan kekayaan bangsa Indonesia. Romo Sylvester Joko Susanto, Pr juga
mengatakan “Saya sangat mendukung kegiatan yang mensosialisasikan tentang keberagaman dan kekayaan Indonesia seperti ini.”
Di akhir program, para peserta yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang keberagaman, toleransi, inklusifitas, dan kepemimpinan, didorong untuk melakukan rencana aksi di komunitas mereka masing-masing. Sehingga ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari kegiatan ini tidak berhenti di mereka saja, melainkan tersampaikan kepada orang sekitar mereka yang belum memiliki kesempatan mengikuti
kegiatan ini.
Peserta yang menyelesaikan program ini akan dimasukkan ke dalam jaringan alumni program Yayasan Mimpi Besar Indonesia. Diharapkan melalui jaringan alumni ini mereka dapat berbagi cerita tentang aksi nyata dan perubahan positif yang mereka lakukan ketika kembali ke komunitas mereka. Ini akan menjadi platform yang baik bagi alumni program untuk terhubung satu sama lain dan mencari dukungan dalam
melakukan rencana tindak lanjut mereka. Kegiatan seminar dan workshop ini terlaksana dengan baik tentunya karena dukungan dari berbagai pihak diantaranya PT. Jalur Nugraha Ekakurir, PT. Bukit Asam Tbk, dan Australia Awards Indonesia.
Tentang YMBI
Yayasan Mimpi Besar Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berupaya menangani masalah sosial dan berfokus pada isu-isu kepemudaan, keberagaman, dan pendidikan di Indonesia.
Instagram : @mimpibesar.id
Email : mimpibesar.id@gmail.com