WHO Sebut Pneumonia Sebab Utama Kematian Anak, Yuk Kenali Gejalanya

Pneumonia (Ist)

Pencetus  Pneumonia disebutkan berasal dari mikroorganisme, seperti virus, bakteri atau jamur yang masuk ke dalam  paru-paru dan menyebabkan terjadinya infeksi. Kemudian, sistem imun tubuh tidak berhasil membersihkan infeksi, terjadilah peradangan pada kantung paru-paru atau Alveoli.  

Akibatnya Alveoli terisi dengan nanah dan cairan, sehingga membuat kesulitan dalam bernafas karena asupan oksigen terbatas.

World Health Organization (WHO) menyatakan Pneumonia menjadi penyebab kematian infeksi tunggal bagi balita di dunia. Data WHO tahun 2019 mencatat sebanyak 740.180 anak dibawah lima tahun terdiagnosis pneumonia. Asia Selatan dan Afrika bagian Sahara menempati posisi tertinggi saat ini.

Sementara UNICEF dalam laporan Fighting For Breath pada tahun 2019 menyatakan bahwa lebih dari 800.000 balita di dunia menderita pneumonia setiap tahunnya. Sekitar 2000 balita meninggal dunia, demikian melansir antaranews, belum lama ini.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondunuwu mengatakan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) terdapat peningkatan penderita pneumonia di Indonesia.

“Pada tahun 2013 penderita pneumonia sebanyak 1,6% lalu meningkat menjadi 2% di tahun 2018,” ujar Maxi.

Sementara, data Kementerian Kesehatan pada 2014 menyatakan jumlah penderita Pneumonia di tahun 2013 sebanyak 23% hingga 27%, dan terjadinya kematian sebanyak 1,19%.Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pada tahun 2015 sebanyak 15%  atau 922.000 balita Indonesia mengalami kematian akibat pneumonia.

“Indonesia menjadi bagian dari sepuluh negara dengan jumlah kematian balita tertinggi. Itu terjadi pada tahun 2015, dan 14 persen balita mengalami kematian karena pneumonia,” lanjut Maxi.

Penyebab Pneumonia

Penyebab umum terjadinya pneumonia karena bakteri Streptococcus pneumoniae. Adapun bakteri lainnya seperit Mycoplsma pneumoniae, Haemophilus influenzae, Legionella pneumophila. Selain itu, virus pernapasan juga bisa menyebabkan pneumonia.

Salah satunya virus flu, baik flu ringan atau rhinovirus hingga virus corona atau SARS COV 2 (virus penyebab COVID-19). Virus campak, cacar air, infeksi Human Parainfluenza Virus (HPIV) dan infeksi Human Metapneumovirus (HMPV).

Gejala yang ditimbulkan akibat adanya virus dan bakteri tampak sama. Pada penyebab tersebut biasanya penderita akan alami pneumonia ringan, dan akan pulih dalam rentang waktu satu hingga tiga pekan tanpa pengobatan.

Untuk pneumonia yang disebabkan jamur, biasanya berasal dari tanah atau kotoran burung. Pada kondisi ini, pneumonia akan mudah terjadi jikasistem kekebalan tubuh lemah. Adapun jenis jamur yang sebabkan pneumonia antara lain, Pneumocystis jirovecii, Cryptococcus, Histoplasmosis.

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia ini bisa terjadi pada tingkat ringan hingga yang berat. Biasanya penderita pneumonia akan mengalami batuk disertai dahak, demam, berkeringat dingin, sesak nafas, nyeri dada, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan sakit kepala. 

Namun, pada bayi gejala yang tampak tidak terlalu banyak seperit, muntah, kekurangan energi, kesulitan minum dan makan. Sedangkan pada balita akan mengalami percepatan napas disertai suara bunyi mengi atau wheezing. Kemudian, pada orang dewasa mereka akan mengalami penurunan suhu yang lebih rendah dari normal.

Faktor Risiko

Ada beberapa kelompok yang memang rentan terjangkit penyakit paru-paru ini, seperti bayi yang baru lahir hingga usia dua tahun, dan orang tua yang sudah berumur di atas 65 tahun.

Tak hanya dari usia, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah seperti kehamilan, penderita HIV, dan para pengguna obat steroid, kanker, obat terlarang dan alkohol juga akan rentan terkena pneumonia. Selain itu, penderita asma, cystic fibrosis, dan diabetes juga ikut masuk dalam kelompok rentan.

Bagi para pekerja yang sering terpapar polusi udara, asap beracun, perokok sangat memungkinkan terjadinya iritasi paru-paru hingga terjangkit pneumonia.Melihat faktor risiko di atas,Pneumonia tidak pandang bulu untuk menyerang manusia, baik itu bayi hingga orang tua sekalipun. 

Maka dari itu, setiap individu harus mengenali seperti apa pneumonia dan gejalanya. Tak hanya itu, menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan pengecekan ke rumah sakit atau dokter supaya bisa dilakukan pencegahan di awal jika tampak gejala awal.(*/mel


Related Stories